Harga Nikel Ambruk Lagi, Trio ANTM-INCO-TINS Dkk Terpuruk
Jakarta, CNBC Indonesia-Harga saham-saham nikel kembali ambruk pada perdagangan hari ini setelah komoditasnya harganya kembali terkoreksi.
Kontrak nikel berjangka yang akan jatuh tempo bulan Juli yang aktif diperdagangkan di bursa Benua Biru kembali terkoreksi pada perdagangan hari ini ke level US$ 17.840/ton kembali diperdagangkan di bawah zona psikologis US$ 18.000/ton.
Sejatinya pada perdagangan kemarin kontrak nikel masih diperjualbelikan di harga US$ 18.200/ton sehingga pada perdagangan 2 hari terakhir nikel sudah ambruk 1,98%.
Baca: RI Punya Pesaing, Filipina Juga Bangun Pabrik Baterai EV
Koreksi harga nikel menjadi sentimen negatif bagi saham-sahamnya yang terpantau ambruk hari ini. Simak tabel berikut.
Tercatat mayoritas saham produsen nikel raksasa berkapitalisasi besar tumbang pada perdagangan hari ini dan hanya 1 yang mengijau.
Koreksi dipimpin oleh PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang terkoreksi 2,26% ke level harga Rp 4.750/unit. Selanjutnya di posisi kedua ada anak usaha MIND ID lain yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang ambruk 1,98% ke level Rp 2.470/unit.
Sedangkan perusahaan Pelat Merah lain yakni PT Latinusa Tbk (NIKL) juga terkoreksi 1,63%. Untuk anak usaha MIND ID lain PT Timah Tbk (TINS) terpantau ikut turun 1,25%.
Tercatat hanya PT Trinitan Metals and Minerals Tbk (PURE) yang terapresiasi tipis 0,95% ke level harga Rp 106/unit pada perdagangan hari ini.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.