Hingga Agustus 2021, Wika Gedung Kantongi Kontrak Baru Rp 1,6 Triliun
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) atau Wika Gedung berhasil mendapat kontrak baru senilai Rp 1,6 triliun hingga Agustus 2021 yang masih berjalan. Angka itu memang belum setengah dari target Wika Gedung.
Meski begitu, Direktur QHSE dan Pemasaran PT Wijaya Karya Bangunan Gedung, Yulianto, tetap optimistis nilai kontrak Wika Gedung di akhir 2021 bisa mencapai Rp 4,2 triliun. "Kita sudah Rp 1,6 triliun yang sudah kita dapat tahun ini dari rencana Rp 4,2 dan secara proyeksi pencapaian di bulan September sampai Desember dengan proposal kami, project yang akan kita dapatkan kita yakin bisa sampai di Rp 4,2 triliun," ujar Yulianto dalam Public Expose Online, Jumat (10/9).
Komposisi perolehan kontrak tersebut terdiri dari pemerintah 61 persen, BUMN 15 persen, dan swasta 24 persen. Sedangkan tipe proyek mayoritas berupa public facilities sebesar 57 persen, dan residensial 27 persen, dan sisanya terdiri dari commercial dan office.
Adapun kontrak baru yang dikerjakan diantaranya proyek Apartemen Kyo Society Surabaya, Rumah Dinas TNI AD (JO), rehabilitasi dan renovasi sarana dan prasarana umum pasca gempa Mamuju. Juga beberapa rumah sakit seperti RSD COVID-19 Malang, RSD Asrama Haji, RSD Tanjung Duren, RSDC Covid 7 Titik di Jawa Barat.
Wika Gedung juga menggarap proyek Modular diantaranya SHE Facility Project Unjani, DIsplay Proyek Batang, Ruang Meeting Unjani, Proyek Belawan, Office Keet Jembatan Kretek Yogya, Office Keet Smelter CNI Kolaka, Ancol Sentiong, Wilton Citereup.
Direktur Keuangan, Human 4 Capital & Manajemen Risiko Syailendra Ogan mengatakan, target pendapatan Wika Gedung di 2021 yakni mencapai Rp 2,8 triliun. "Kalau di target revenue kita, kita yakin bisa sampai di Rp 2,8 triliun," kata dia.
Sementara di semester I 2021, Wika Gedung mencatat laba bersih sebesar Rp 101,22 miliar. Laba bersih Wika Gedung naik 4,66 persen dibanding periode yang sama di 2020 sebesar Rp 96,72 miliar.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.