JAKARTA, investor.id – PT Ifishdeco Tbk (IFSH) mengincar penjualan hingga 2 juta metrik ton bijih nikel pada tahun ini, meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Apabila target ini dapat tercapai, perseroan dapat membukukan penjualan bersih hingga Rp 1,01 triliun.
Direktur Ifishdeco Muhammad Ishaq menjelaskan, selain penjualan yang meningkat, pihaknya juga membidik laba bersih setelah pajak sebesar Rp 160,87 miliar. Adapun target penjualan batu bara tersebut sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang telah disiapkan. “Untuk mendukung target tersebut, kami sudah menyiapkan diri dari segi infrastruktur, salah satunya yakni fasilitas Jetty yang kami miliki. Revitalisasi tersebut dimulai sejak akhir 2020 lalu,” jelasnya kepada Investor Daily, baru-baru ini. Ishaq melanjutkan, dengan perbaikan Jetty tersebut, saat ini pelabuhan perseroan dapat menampung kapal tongkang dengan ukuran yang lebih besar dibanding sebelumnya. Selain itu, strategi lainnya yakni dengan menjaga ketepatan waktu pengiriman hingga mencapai target yang telah ditentukan. Namun sayangnya, perseroan masih enggan membeberkan rincian kontrak penjualan yang telah dipegang pada tahun ini. “Kami optimistis, Ifishdeco dapat melakukan penjualan nikel hingga lebih dari 100 ribu MT setiap bulannya,” ujar dia. Kemudian, perseroan juga berencana memperbesar kapasitas cadangan nikel dengan akuisisi lahan tambang baru. Perseroan belum bisa memberikan rincian lahan mana yang menjadi diincar, lantaran hingga saat ini perseroan masih belum mencapai negosiasi final. Sekretaris Perusahaan Ifishdeco Christo Pranoto menambahkan, saat ini pihaknya juga tetap fokus dalam pengembangan proyek smelter nikel dengan menggunakan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace atau smelter RKEF. Dalam proyek ini, pihaknya masih dalam tahap penjajakan dengan beberapa calon mitra strategis dari Tiongkok. “Kami masih dalam penjajakan dengan calon mitra terkait pendanaan, belum financial closed,” kata dia. Untuk diketahui, pada proyek ini perseroan akan membangun dua tungku smelter, adapun target penyelesaian dan kapasitas masih dalam tahap negosiasi dengan calon mitra. Total investasi yang diperkirakan untuk menyelesaikan proyek ini sekitar US$ 110 juta. Sementara itu, hingga akhir 2020 perseroan berhasil membukukan penjualan sebesar 781,76 MT. Dari penjualan ini perseroan membukukan revenue sebanyak Rp 395,01 miliar. Berbagai faktor menyebabkan penurunan ini, mulai dari pandemi hingga penghentian ekspor bijih nikel oleh Pemerintah Indonesia. Editor : Jauhari Mahardhika (jauhari@investor.co.id) Sumber : Investor Daily
Artikel ini telah tayang di Investor.id dengan judul "Ifishdeco Gandakan Target Penjualan Bijih Nikel"
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.