Jakarta, CNBC Indonesia - Laju harga timah terpantau datar pada perdagangan sore ini menyusul rilis data impor timah China, konsumen terbesar timah dunia yang tidak bertumbuh pada bulan September.
Pada Senin (25/10/2021) pukul 15.10 WIB harga timah dunia tercatat US$ 37.362,50/ton, naik tipis 0,03% dibanding harga penutupan akhir pekan kemarin.
Impor bijih timah China pada September 2021 tercatat 15.485 ton, hanya naik 0,5% month-to-month (mom) dibanding bulan Agustus. Sedangkan selama Januari-Agustus 2021 impor bijih timah mencapai 139.309 ton, naik 22,8% yoy dibanding periode yang sama pada 2020.
Tidak bertumbuhnya impor nikel secara bulanan terkait dengan operasional peleburan timah di China yang belum memenuhi kapasitas maksimum produksinya. Hal ini karena Yunnan Tin baru beroperasi paska agenda perawatan dan pembatasan penggunaan listrik.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.