Industri Nikel Tumbuh Bisa Dongkrak Konsumsi Listrik PLN
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan industri smelter yang saat ini sedang tumbuh bisa mendongkrak konsumsi listrik, khususnya di wilayah regional Sulawesi.
Direktur Bisnis Regional PLN Bagian Sulawesi Maluku Papua dan Nusa Tenggara Syamsul Huda menjelaskan saat ini pertumbuhan konsumsi listrik di wilayah Sulawesi pada kuartal pertama tahun ini sebesar 10 persen.
"Secara umum karena pertumbuhan industri dan rumah tangga juga sudah mulai menunjukan pertumbuhan," ujar Syamsul secara virtual, Selasa (11/5).
Ia menjelaskan salah satu potensi pasar kedepan adalah kebijakan larangan ekspor nikel. Ini, kata Syamsul bisa menjadi market baru untuk pertumbuhan konsumsi.
"Sulawesi ini barangkali yang dapat berkah kebijakan soal nggak boleh ekspor nikel. Artinya pengolahan disini butuh smelter dan ini potensi pasar yang luar baisa," kata Syamsul.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.