Jokowi Ditekan Saat G20, Andre Rosiade Minta Antam Bikin Smelter Nikel
Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade, memberikan dukungan penuh kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari tekanan yang diterima di pertemuan G20. Andre mendesak PT Aneka Tambang Tbk (Antam) segera membangun smelter baru untuk nikel.
"Jadi Antam kita dorong bangun smelter baru untuk nikel. Ini PR bagi Antam supaya bangun smelter baru. Bukan hasil produksinya dijual ke smelter China lagi di Konawe dan Morowali," kata Andre kepada wartawan, Minggu (28/11/2021).
Andre menegaskan cadangan nikel di Tanah Air bisa menjadikan Indonesia produsen baterai listrik terbesar di dunia, atau bahkan mobil listrik. Dia juga mendukung pengoperasian Indonesia Battery Corporation (IBC), perusahaan patungan antara Holding Industri Pertambangan MIND ID (PT Indonesia Asahan Aluminium/Inalum), PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) dan Antam (ANTM).
ADVERTISEMENT Image parallax1
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Itu kita harus berikan dukungan penuh, dan langkah Presiden itu kan bentuk dukungan Presiden kepada industri dalam negeri, bahwa industri dalam negeri akan bisa memproduksi baterai listrik, terus motor listrik, mobil listrik, bus listrik, yang bukan hanya dipergunakan di dalam negeri, tapi juga kita ekspor," sebut anggota DPR dapil Sumatera Barat I itu. Baca juga: Jokowi Dapat Tekanan, Simak Lagi Pernyataannya soal Rantai Pasokan di G20
Lebih lanjut Andre mengancam akan menginisiasi pencopotan Dirut Antam jika tidak mampu membangun smelter nikel. Ketua DPD Gerindra Sumbar itu menyebut China berinvestasi smelter di Indonesia karena melihat potensi nikel yang ada.
"Orang smelter Tiongkok banyak di Indonesia, kenapa BUMN kita lelet? Kalau nggak mampu, Dirut Antam ini copot aja. Ini smelter Tiongkok berinvestasi besar di Indonesia karena melihat potensi baterai listrik, melihat potensi cadangan nikel kita besar," tegas Andre.
"Ini perlu kita evaluasi Direksi Antam ini. kalau nggak mampu, copot aja," sambung dia.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza mengkonfirmasi tekanan yang sempat diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi) di KTT G20, terkait pengiriman hasil tambang. Faisol berbicara tentang kekuatan geopolitik di balik tekanan yang diterima Presiden Jokowi di KTT G20.
"Mereka pada dasarnya tidak ingin Indonesia hanya membangun hubungan istimewa dengan satu negara saja," ungkap Faisol.
ADVERTISEMENT Image parallax1
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Benar," lanjut dia, membenarkan kekhawatiran negara penekan Jokowi akan potensi monopoli pengiriman pengolahan hasil tambang oleh satu negara. Baca juga: Ketua PKB Ungkap Motif di Balik Tekanan ke Jokowi Saat KTT G20
Tekanan terhadap Indonesia di pertemuan G20 diungkapkan Menteri BUMN Erick Thohir.
Menurut Erick, Indonesia diminta mengirim sebanyak-banyaknya hasil tambang ke negara lain.
"Bapak Presiden tidak mau tanda tangan waktu di G20 mengenai supply chain. Kenapa? Salah satunya kita ditekan bahwa industri pertambangan kita harus dikirim sebanyak-banyaknya ke negara lain," ungkap Erick dalam acara di Universitas Brawijaya, Sabtu (27/11/2021).
Baca artikel detiknews, "Jokowi Ditekan Saat G20, Andre Rosiade Minta Antam Bikin Smelter Nikel" selengkapnya https://news.detik.com/berita/d-5830868/jokowi-ditekan-saat-g20-andre-rosiade-minta-antam-bikin-smelter-nikel.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.