Jokowi Mau Stop Timah Batangan, Industri Timah Dunia Terguncang
SHANGHAI, www.wowbabel -- Industri petimahan dunia bakal mengalami kesulitan dalam jangka panjang jika Indonesia benar-benar menghentikan ekspor timah. Sebab sekitar 30 persen pasokan timah batangan dunia tergantung dari Indonesia.
Hingga saat ini Indonesia tercatat sebagai eksportir timah terbesar kedua setelah Cina. Diperkirakan belum ada negara lain yang bisa memenuhi pasokan timah untuk menggantikan posisi Indonesia.
Analis pasar komoditas logam Shanghai Metals Market (SMM) menanggapi rencana Presiden Joko Widodo untuk menghentikan ekspor sejumlah komoditas mentah hasil tambang, termasuk menghentikan ekspor timah.
“Berita bahwa Indonesia akan menghentikan ekspor timah pada tahun 2024 akan lebih berdampak pada industri timah dalam jangka panjang,” tulis analis SMM dikutip dari news.metal.com, Rabu (24/11/2021).
Dia menambahkan, saat ini, ekspor bulanan timah batangan Indonesia rata-rata sekitar 6.000 metrik ton dan ekspor tahunan mencapai 70.000-80.000 metrik ton. Permintaan dunia akan timah batangan tahun 2021 sekitar 340.000 metrik ton.
“Jika timah batangan dilarang ekspor pada tahun 2024, peningkatan pasokan global di luar Indonesia tidak akan dapat menutupi kekosongan pasar yang disebabkan oleh pasar Indonesia. Oleh karena itu kesenjangan akan meningkat secara signifikan,” ujarnya.
Presiden RI Jokowi kembali menegaskan rencana penghentian ekspor semua bahan baku komoditas tambang dimulai dengan menghentikan ekspor bauksit pada 2022, lalu diikuti tembaga pada 2023, dan timah pada 2024.
Sedangkan untuk pembatasan ekpsor bauksit oleh Indonesia, menurut SMM berdampak kecil pada keseluruhan pasokan bauksit dalam jangka pendek. Produk Indonesia menyumbang 16% dari total impor, masih di bawah Guinea dan Australia.
Indonesia sudah menghentikan ekspor komuditas nikel. Bahkan keputusan Indonesia ditentang oleh sejumlah negara yang mengajukan gugatan di World Trade Organization (WTO).
“Kalau ingin nikel, silakan.Tapi datang bawa pabriknya ke Indonesia, bawa industri ke Indonesia, dan bawa teknologi ke Indonesia. Dikerjakan tidak sampai barang jadi juga tidak apa-apa,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2021 di Jakarta, Rabu (24/11/2021).
Presiden Jokowi mempersilakan investor di sektor pertambangan yang ingin mengolah dan mengembangkan sumber daya alam itu untuk membangun industrinya di Indonesia.
Ia mengatakan, saat ini Indonesia telah memiliki infrastruktur untuk pengembangan komoditas pertambangan sehingga tidak diperlukan lagi mengekspor bahan mentah (raw material).
“Ini sudah stop. Sudah kita mulai dari nikel, stop. Mungkin tahun depan dengan kalkulasi hitung-hitungan stop ekspor bauksit. Tahun depannya lagi, stop tembaga, tahun depannya lagi stop timah. Kita ingin agar bahan mentah itu semuanya diekspor dalam bentuk setengah jadi atau barang jadi,” katanya. (wb)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.