Jokowi Minta Hentikan Ekspor Mentah Nikel Hingga Kelapa Sawit
JAKARTA, www.wowbabel.com -- Presiden Joko Widodo menegaskan kembali untuk menghentikan ekspor barang mentah sejumlah komoditas tambang hingga perkebunan. Langkah ini bagian dari strategi iIndonesia untuk mendorong hilirisasi industri.
Presiden Jokowi menjelaskan jika hilirisasi di Indonesia sudah dimulai dengan menghentikan ekspor bahan mentah sejumlah komoditas seperti batu bara, bauksit, dan mineral lainnya. Ke depan ekspor bahan mentah lain seperti nikel, bauksit, emas, tembaga, kelapa sawit, hingga turunannya dapat berubah menjadi ekspor barang setengah jadi atau lebih baik lagi apabila bisa menjadi barang jadi.
“Saya kira ekspor kita, ekspor besi baja kita dalam setengah tahun ini saja sudah berada di angka kurang lebih USD10,5 miliar,” ucap Presiden Jokowi saat Pembukaan Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (26/08/2021) dikutip dari seskab.go.id.
Pemerintah era Presiden Jokowi melarang beberapa jenis komoditas tambang untuk diekspor dalam bentuk mentah seperti batu bara dan nikel. Batu bara akan diubah menjadi sejumlah produk seperti methanol yang dapat dijadikan campuran untuk biodiesel (Fatty Acid Methyl Esters/ FAME), lalu Dimethyl Ether (DME) yang bisa digunakan sebagai substitusi LPG.
Pemerintah kemudian melalui Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) kembali menegaskan bahwa ekspor produk mineral yang belum dimurnikan di dalam negeri akan ditutup pada tahun 2023. Hal itu sesuai dengan amanah Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 alias UU Mineral dan Batubara (Minerba).
Kebijakan memghentikan eskspor komoditas mentah tersebut, maka proyek-proyek smelter mineral harus selesai sesuai ketentuan, tidak melebihi 2023. Hal ini juga berlaku untuk smelter tembaga yang sedang dikerjakan oleh PT Freeport Indonesia maupun PT Amman Mineral Nusa Tenggara.
Namun pada masa pandemi Covid-19, melalui Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Maret lalu memberikan relaksasi kepada komoditas mineral seperti konsentrat tembaga, besi, timbal, seng, mangan, dan washed bauxite umtuk bisa dieskpor. (wb)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.