Kawasan Industri Morosi Bakal Serap 60.000 Tenaga Kerja Lokal
JAKARTA, KOMPAS.com - Bila telah beroperasi penuh, Kawasan Industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, diharapkan bisa menyerap banyak tenaga kerja lokal. Salah satu perusahaan yang terlibat adalah PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI).
PT VDNI diketahui telah membangun smelter untuk pengolahan pemurnian komoditas nikel. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Pekerjaan smelter dan PLTU PT VDNI bahkan telah selesai pada Desember 2019 dan Desember 2020.
Fasilitas pengolahan dan pemurnian PT VDNI bersama dengan PT Obsidian Stainless Steel yang menghasilkan end product berupa Nickel Pig Iron (10%-12% Ni). Baca juga: Sandang Status OVNI, Kawasan Industri Suryacipta Jadi Eco-Industrial Park Koordinator PMO KPPIP Sektor Energi Yudi Adhi Purnama menjelaskan, pembangunan Kawasan Industri di Morosi bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan sosial ekonomi.
Apabila telah beroperasi secara penuh, Kawasan Industri di Morosi bisa menyerap tenaga kerja sebesar 60.000 orang di Kabupaten Konawe. “Penyerapan tenaga kerja tentu akan meningkatkan kegiatan ekonomi di daerah sekitarnya sehingga diharapkan dapat memicu pertumbuhan UMKM di wilayah tersebut,” kata Yudi usai kunjungan kerja ke Program Pembangunan Smelter PT VDNI di Kabupaten Konawe beberapa waktu lalu.
Hingga 1 November 2021, tercatat jumlah tenaga kerja PT VDNI mencapai 6.824 orang dengan proporsi 93 persen laki-laki dan 7 persen perempuan. Penyerapan tenaga kerja PT VDNI menyumbang 11,37 persen dari target serapan tenaga kerja di Kawasan Industri Morosi.
Tenaga kerja yang bekerja di VDNI saat ini didominasi karyawan yang 42 persen dari Kabupaten Konawe, 16 perseb dari luar Kabupaten Konawe tetapi masih dari Sulawesi Utara, dan 41 persen dari luar Provinsi Sulawesi Utara. “Hal ini menunjukkan bahwa sejumlah 58 persen pekerja di VDNI memaksimalkan sumber daya manusia dari daerah setempa,” papar Yudi.
Sebagai informasi, Indonesia menghasilkan Nikel berjenis laterit yang sebagian besar terdapat di Pulau Sulawesi dan Maluku Utara. Nikel laterit terbagi ke dalam dua jenis, yakni kadar rendah yang disebut limonit dan kadar tinggi yang disebut saprolit.
Merujuk data di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), nikel saprolit yangdidefinisikan sebagai bijih nikel berkadar di atas 1.7 persen Ni, jumlah cadangan terbuktinya sebesar 772 juta ton. Pada tahun 2020, PT VDNI mengolah bijih (ore) nikel sebanyak 7.28 juta ton. Saat ini kapasitas produksi mencapai 1 juta ton, sedangkan produksi baru mencapai 674 ribu ton Feronikel (FeNi).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kawasan Industri Morosi Bakal Serap 60.000 Tenaga Kerja Lokal", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/properti/read/2021/12/07/050000221/kawasan-industri-morosi-bakal-serap-60.000-tenaga-kerja-lokal?page=all. Penulis : Masya Famely Ruhulessin Editor : Hilda B Alexander
Download aplikasi Kompas.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat: Android: https://bit.ly/3g85pkA iOS: https://apple.co/3hXWJ0L
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.