Konsorsium Asal China Ditunjuk untuk Garap Proyek Smelter Amman
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Amman Mineral Industri (AMIN) yang merupakan afiliasi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT) menunjuk konsorsium China Non-ferrous Metal Industry’s Foreign Engineering and Construction Co., Ltd (NFC) sebagai kontraktor engineering, procurement dan construction (EPC) proyek smelter Amman di Sumbawa Barat, NTB.
Selain itu, Amman turut menunjuk China Nerin Engineering Co., Ltd (NERIN) sebagai penyedia layanan teknis. Hal ini ditandai dengan penerbitan letter of intent (LoI) yang ditandatangani Kamis pekan lalu (22/7/2021) dan turut disaksikan Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Presiden Direktur AMIN, Rachmat Makkasau mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak terlebih kesepakatan dilakukan ditengan tantangan akibat pandemi covid-19.
“Proses ini telah berlangsung cukup lama dan penuh tantangan. Saya senang sekali untuk menyampaikan bahwa dalam proses bidding dan negosiasi, kedua belah pihak telah menyetujui rangkaian pekerjaan yang harus dipenuhi oleh kontraktor EPC, berikut dengan ketentuan teknis serta komersial untuk kontrak," ujar Rachmat dalam keterangan tertulis, Senin (26/7/2021).
Baca juga: Emtek Group Suntik Dana Rp 5,4 Triliun Grab Indonesia
NFC dan Nerin sebagai konsorsium kontraktor EPC terpilih, pada saat memasuki kontrak EPC LSTK, akan mengerjakan berbagai cakupan kerja, mulai dari desain, engineering, procurement, fabrikasi struktur dan instalasi, konstruksi sipil, hingga commissioning, memulai jalannya operasional, serta meningkatkan kapasitas desain pabrik.
Presiden NFC Qin Junman mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang ditunjukkan oleh AMIN dengan memilih NFC sebagai kontraktor EPC LSTK untuk proyek smelter ini.
Dengan penandatanganan LoI ini, bisnis NFC semakin terjalin kuat dengan Indonesia. "Terlepas dari tantangan selama pandemi Covid-19, saya yakin bahwa proyek smelter AMMAN akan menambah daftar proyek yang sukses dikerjakan NFC dan NERIN di skala internasional. Dengan dukungan pemerintah Indonesia dan kemitraan kami dengan AMMAN, kami berkomitmen penuh dan yakin bahwa proyek ini akan menjadi langkah maju yang signifikan bagi kedua belah pihak," ujar Qin Junman.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menambahkan, penandatanganan LoI ini juga menjadi wujud upaya AMMAN dalam membangun fasilitas sesuai amanah pemerintah.
"Proyek smelter merupakan salah satu dari proyek strategis nasional. Tentunya hal ini akan membawa energi positif untuk negara kita, terutama di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Kami berharap agar smelter ini bisa membawa multiplier effect bagi wilayah sekitarnya," kata Ridwan.
Berdasarkan verifikasi 6-bulanan pada Januari 2021 lalu, total kemajuan fisik smelter mencapai 26,6 persen dari target yang ditetapkan oleh pemerintah sebesar 26,7 persen atau 99,35 persen dari target yang ditetapkan antara Agustus 2020 hingga Januari 2021. Keberadaan smelter berkapasitas 0,9 juta ton per tahun (mtpa) ini juga akan mendukung posisi Provinsi Nusa Tenggara Barat sebagai wilayah dengan teknologi pertambangan mutakhir dalam peta dunia. (Reporter: Filemon Agung | Editor: Khomarul Hidayat)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.