Lewat Cita Mineral, Adaro Rambah Bisnis Tambang Logam
Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) memborong 145,6 juta saham PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) sebagai langkah investasi ke sektor pertambangan mineral logam. Mahardika Putranto, Sekretaris Perusahaan Adaro Energy, mengatakan transaksi pembelian dilakukan perusahaan melalui anak usahanya PT Alam Tri Abadi pada 14 Desember 2021.
“PT Alam Tri Abadi telah membeli 145,6 juta saham PT Cita Mineral Investindo Tbk. senilai Rp358,76 miliar,” tulisnya dalam keterbukaan informasi, Kamis (16/12/2021).
PT Alam Tri Abadi bergerak di bidang usaha perdagangan dan jasa yang sudah beroperasi sejak 2007. Hingga 30 September 2021, total asetnya sebelum eliminasi mencapai US$6,58 miliar. Setelah transaksi pembelian itu, anak usaha emiten bersandi saham ADRO itu memiliki sekitar 3,7 persen saham CITA. Sementara itu, mayoritas saham CITA masih digenggam oleh PT Harita Jayaraya sebagai pemegang saham pengendali dan Glencore International Investment Ltd.
Harita Jayaraya merupakan entitas bisnis yang terafiliasi dengan Lim Hariyanto Wijaya Sarno. Pria yang ditaksir majalah Forbes memiliki kekayaan US$1 miliar itu merintis Grup Harita yang berbisnis di sektor komoditas. Di sisi lain, CITA membukukan pendapatan Rp3,13 triliun sepanjang 9 bulan 2021. Adapun laba bersihnya mencapai Rp375,99 miliar. Pendapatan utama CITA berasal dari penjualan Metallurgical Grade Bauxite (MGB).
Menurut Mahardika, Adaro memilih berinvestasi kepada saham CITA karena perseroan berpendapat bahwa bisnis Metallurgical Grade Bauxite dan Smelter Grade Alumina merupakan bisnis yang menjanjikan dalam jangka panjang seiring dengan perbaikan perekonomian global dan peningkatan harga komoditas.
“Investasi keuangan pada instrumen saham yang dilakukan perseroan ini adalah kegiatan investasi keuangan biasa yang biasa dilakukan dalam treasury management,” imbuhnya.
ADRO, lanjutnya, saat ini memiliki posisi keuangan dan tingkat likuiditas yang cukup baik, sehingga perseroan memiliki fleksibilitas untuk melakukan investasi keuangan terukur pada instrumen yang memiliki tingkat profil risiko yang lebih tinggi. Investasi keuangan ini diharapkan dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan dengan investasi keuangan yang konservatif. Hingga September 2021, ADRO memiliki kas dan setara kas US$1,51 miliar. Adapun total asetnya tercatat sebesar US$7,11 miliar.
Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul "Lewat Cita Mineral, Adaro Rambah Bisnis Tambang Logam", Klik selengkapnya di sini: https://market.bisnis.com/read/20211217/192/1478702/lewat-cita-mineral-adaro-rambah-bisnis-tambang-logam. Author: Hafiyyan Editor : Hafiyyan
Download aplikasi Bisnis.com terbaru untuk akses lebih cepat dan nyaman di sini: Android: http://bit.ly/AppsBisniscomPS iOS: http://bit.ly/AppsBisniscomIOS
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.