Luhut: Kawasan Industri Maluku Bisa Tarik Investasi Rp328 Triliun
Jakarta: Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut dua kawasan industri di Maluku Utara (Malut) bisa mendatangkan investasi hingga USD23 miliar atau setara Rp328 triliun.
Dua kawasan yang dimaksud ialah Kawasan Industri Teluk Weda dan Kawasan Industri Pulau Obi yang masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN).
“Kedua kawasan ini mengolah dan memproduksi besi, nikel, dan prekursor baterai listrik dan diperkirakan nantinya nilai investasinya bisa sampai USD23 miliar,” ujar Luhut dikutip dari Mediaindonesia.com, Jumat, 4 Juni 2021.
Kawasan Industri Teluk Weda dibangun di lahan seluas 8.000 hektare dan pada 2022 nanti akan melibatkan 19.300 orang sebagai upaya program padat karya pemerintah. Di sisi lain, Kawasan Industri Pulau Obi yang memiliki luas 12 ribu hektare, disebutkan saat ini sudah menggunakan 9.800 tenaga pekerja.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Namun, pemerintah menyatakan masih ada permasalahan di Malut seperti infrastruktur pelayanan dasar yang dianggap belum memadai dan merata. Mulai dari akses internet, ketersediaan jalan sebagai infrastruktur penunjang konektivitas, hingga daya ungkit transportasi antarwilayah.
Oleh karenanya, pemerintah mendorong pengembangan Kota Baru Sofifi yang termasuk major project amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Ibu kota Sofifi sebagai pusat kegiatan skala provinsi seharusnya berfungsi sebagai kawasan perkantoran, baik pemerintahan maupun non pemerintahan, kawasan komersial skala kota, dan kota jasa.
"Pembangunan infrastruktur perumahan dan infrastruktur dasar juga diperlukan supaya Ibu kota Sofifi tidak bergantung ke wilayah lain, seperti ke Halmahera,” ujar Luhut.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil menambahkan bahwa ada inisiatif besar dari pihak swasta untuk berinvestasi di kedua kawasan industri di Malut, sehingga perlu didukung pengimplementasiannya supaya dapat beroperasi secara signifikan.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.