Naik 69%, Antam sukses jual 13,3 ton di semester I
JAKARTA, kabarbianis.com: PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mencatat kinerja moncer di tengah pandemi Covid-19. Perusahaan membukukan penjualan emas sebanyak 13.341 kilogram (kg) arau 13,3 ton sepanjang semester I-2021, naik 69% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Tumbuh 69% dibandingkan capaian penjualan pada 1H20 (Januari-Juni 2020) sebesar 7,915 kg. Sementara pada 1H21 ANTAM mencatat total volume produksi unaudited emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 719 kg," jelas Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam Anton Herdianto dalam rilis Paparan Kinerja Terkini dalam Public Expose Live 2021, Kamis (9/9/2021).
Perusahaan mengatakan peningkatan penjualan itu didorong oleh antuasi masyarakat dalam berinvestasi emas. Antam berkomitmen untuk fokus mengembangkan pelanggannya di basis bisnis logam mulia di pasar dalam negeri.
"Antam terus melakukan inovasi penjualan produk emas Logam Mulia dengan mengedepankan mekanisme transaksi penjualan & buyback emas secara online. Melalui jaringan Butik Emas Logam Mulia yang terbesar di 11 kota di Indonesia dan kegiatan pameran di beberapa lokasi," ujarnya.
Lalu, kinerja keuangan Antam sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) pada kuartal I-2021 sebesar Rp 1,24 triliun. Angka itu disebut tumbuh 36 kali lipat dibandingkan kuartal I-2020 sebesar Rp 34,13 miliar.
Laba kotor perusahaan sebesar Rp 1,63 triliun, tumbuh 189% dari laba kotor pada kuartal I-2020 sebesar Rp 561,82 miliar. Laba usaha kuartal I-2021 tercatat sebesar Rp 793,89 miliar, melonjak 477% dibandingkan kuartal I-2020 sebesar Rp 137,54 miliar.
Anton Herdianto mengungkapkan, tahun ini perusahaan menargetkan dengan sisa 6 bulan di 2021, Antam bisa menjual 18,5-19 ton emas.
"Masih ada 6 bulan mudah-mudahan bisa tercapai 18,5-19 ton. Kalau tahun lalu saja bisa 22 ton, mungkin tahun ini seharusnya tidak boleh kurang dari itu," tuturnya.
Anton mengakui, PPKM yang diberlakukan pemerintah juga telah mempengaruhi penjualan emas yang diakui menurun drastis
"Emas ini tantangannya begitu PPKM beberapa outlet tutup gak bisa datang pelanggan kita, sehingga membuat dari sisi penjualan turun drastis. Kita harap Covid-19 bisa dikendalikan sehingga mobilitas bisa normal," kata dia.
Kemudian, untuk produksi feronikel selama semester I-2021 telah mencapai 12.679 ton. Perusahaan menargetkan tahun ini bisa mencapai 25.000 produksi feronikel.
"Feronikel kita dalam satu semester sudah capai di 12.679 ton dan ini feronikel terkait dengan kapasitas smelter kita di 25.000 mudah-mudah bisa 25.000," sebut Anton.
Lalu, produksi bijih nikel tercatat selama semester I-2021 telah mencapai 5,34 juta wet metric ton (wmt). Angka itu dinilai meningkat 287% dibandingkan produksi semester tahun 2020 sebesar 1,38 juta wmt.
Antam menargetkan tahun ini bisa memproduksi bijih nikel hingga 8,4 juta ton. "Apakah produksi akan 2x, kita lihat. Kita memproduksi dengan catatan bahwa market tersedia jangan sampai produksi banyak gak bisa jual," jelasnya.
Sementara untuk produksi alumina sampai dengan semester I-20221, telah mencapai 30.000 ton. "Kenapa 30 ribu sementara penjualan besar? Karena tahun lalu ada stok cukup banyak untuk alumina," tuturnya.
Untuk itu, Antam berencana untuk terlebih dahulu menghabiskan stok tahun lalu. Agar stok alumina yang dimiliki perusahaan tidak berlebihan seperti tahun lalu. kbc10
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.