Jakarta: PT Aneka Tambang Tbk (Persero) atau Antam menyatakan komoditas nikel menjadi peluang yang besar bagi perseroan untuk mengembangkan bisnisnya.
Saat ini nikel menjadi komoditas primadona seiring dengan maraknya pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai. Nikel menjadi salah satu bahan baku utama dalam memproduksi baterai.
"Ini memang menjadi peluang bagi Antam," kata Direktur Keuangan Antam Anton Herdianto, dalam Public Expose Live 2021 secara virtual, Kamis, 9 September 2021.
Anton mengatakan, Antam bersama MIND ID atau Inalum, Pertamina, dan PLN telah membentuk sebuah holding ekosistem kendaraan listrik yakni Indonesia Battery Company (IBC). Antam memiliki saham sebesar 25 persen di IBC. Dalam holding tersebut, Antam akan bertindak sebagai pemasok nikel yang diproduksinya untuk membuat kendaraan listrik berbasis baterai.
Ia bilang perseroan memiliki cadangan nikel yang cukup besar. Bahkan yang ditambang saat ini diakui dirinya masih sedikit dibandingkan cadangan yang dimiliki.
Tahun ini produksi bijih nikel Antam ditargetkan sebesar 8,4 juta wet metrik ton, naik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 4,76 juta wet metrik ton. Hingga semester I, produksinya telah mencapai 5,4 juta wet metrik ton.
"Saat ini permintaan bijih nikel di dalam negeri cukup banyak pemain-pemain pelaku smelter. Dari sisi ore nikel diperebutkan oleh para smelter-smelter yang ada di Indonesia. Tentunya pengembangan ke depan nikel jadi salah satu fokus," tutur dia.
Meski demikian, diakui Anton dari sisi hilirisasi memang masih menjadi tantangan. Selama ini hilirisasi nikel hanya dilakukan di pabrik feronikel di Pomalaa. Ia bilang ke depannya pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur akan selesai sehingga bisa meningkatkan proses feronikel.
Ia menyebutkan, hingga semester I produksi feronikel Antam mencapai 12.679 ton. Sedangkan penjualan feronikel mencapai 12.068 ton.
Komoditas lainnya
Sementara itu hingga semester I produksi emas Antam mencapai 719 kilogram (kg) dan ditargetkan hingga akhir tahun bisa mencapai 1,37 ton. Sedangkan penjualan emas mencapai 13,3 ton dengan target hingga akhir tahun mencapai 18 ton.
Kemudian produksi bauksit sebesar 1,09 juta wet metrik ton dengan penjualan 587 ribu wet metrik ton, meningkat empat persen dari periode yang sama tahun lalu. Produksi perak sebesar 5.127 kg dengan penjualan 5.138 kg.
Serta produksi alumina sebesar 28.710 ton dengan penjualan mencapai 65.700 ton, atau tumbuh 69 persen dibanding semester I-2020. Anton menjelaskan penjualan yang cukup besar bahkan melebihi produksi di semester I tahun ini lantaran perseroan masih memiliki sisa stok yang cukup banyak di tahun lalu.
Menurutnya, stok berlebih di tahun lalu karena para buyer membatalkan pembelian menyesuaikan dengan permintaan pasar yang berkurang akibat adanya pandemi covid-19.
"Jadi strategi kita tahun ini habisin stok tahun lalu dan produksinya menyesuaikan," jelas Anton.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.