Jakarta, CNBC Indonesia - Harga timah menguat karena pasokan yang masih rendah di tengah permintaan yang meningkat karena pemulihan ekonomi.
Pada Kamis (16/12/2021) pukul 15.03 WIB harga timah dunia tercatat US$ 38.407,5/ton, naik 1,17% dibandingkan harga penutupan kemarin. TimahFoto: Investing.com Timah
Persediaan nikel di gudang Bursa Logam London pada 15 Desember 2021 tercatat 1.735 ton. Jumlah ini turun 28,89% dibanding bulan Juni yang merupakan puncak persediaan tahun ini.
Persediaan yang rendah di tengah permintaan yang tinggi membuat harga timah mampu menguat. Dan bertahan di level tertinggi.
Permintaan timah yang tinggi dari konsumsi barang elektronik konsumen seperti smartphone, laptop dan tablet. Timah digunakan karena penggunaan solder sebagai tahap pembuatan barang elektronik tersebut.
Baca: Persediaan Anjlok 69%, Nikel Bangkit Setelah Seminggu Anjlok!
Selain itu permintaan dari infrastruktur teknologi diperkirakan akan menciptakan 10.000-15.000 ton permintaan timah baru, kata Willoughby, analis Asosiasi Timah Internasional (ITA).
Di sisi lain pasokan masih akan ketat karena gangguan pengiriman dari Myanmar, pemasok utama China. Walaupun pengiriman berjalan lancar, produksi timah di Myanmar tetap terbatas karena tingkat produksi yang turun, ungkap ITA.
Dalam jangka panjang, produksi timah pun akan terhalang oleh kebijakan lingkungan yang ketat di China, produsen timah terbesar di dunia.
"Ini terutama karena pandangan pemerintah [China] bahwa pertambangan bukan lagi pembangunan hijau dan merupakan sesuatu yang ingin mereka hindari," kata Willoughby, analis ITA.
ITA pun memperkirakan kekurangan pasokan hampir 100.000 ton pada tahun 2030. Hal ini karena permintaan pasar akan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) 3-5% tiap tahun hingga 2030 dan seterusnya, dibandingkan dengan rata-rata saat ini sebesar 1,8 % per tahun.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.