Jakarta, Beritasatu.com — PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) merevisi outlook peringkat PT Timah Tbk (TINS) menjadi stabil dari sebelumnya negatif. Aksi ini seiring dengan strategi perseroan dalam mempertahankan bisnisnya di tengah ekonomi yang dinamis.
Pefindo dalam keterangan resmi, Senin (7/6/2021), pihaknya juga menegaskan peringka A kepada perseroan dan obligasi berkelanjutan I serta sukuk ijarah berkelanjutan I. Pemberian peringkat ini menanggapi keberhasilan perseroan untuk mengurangi kebutuhan modal kerja perusahaan melalui supplier financing dan percepatan restitusi pajak.
ADVERTISEMENT
Pemberian peringkat tersebut juga karena perseroan melakukan strategi dalam mengurangi jumlah produksi timah, terutama dari smelter mitra dan menghasilkan leverage keuangan yang lebih baik. BACA JUGA
Harga Timah ICDX Capai Rekor Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir
Untuk diketahui, obligor dengan peringkat A memiliki kemampuan yang kuat untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang. Meskipun demikian, kemampuan obligor mungkin akan mudah terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi.
Pefindo menambahkan, peringkat dapat dinaikkan jika perseroan secara signifikan meningkatkan struktur permodalannya dan memperkuat proteksi arus kas, diikuti oleh perbaikan posisi biaya dan profil bisnis perusahaan. Peringkat dapat diturunkan jika perseroan secara signifikan menambah utang baru lebih besar dari yang diproyeksikan.
Seblumnya, Timah pada tahun ini menargetkan kinerja positif dengan mengantongi laba bersih, berbalik dari posisi rugi bersih selama dua tahun terakhir.
Direktur Niaga Timah Purwoko mengatakan, perseroan memang mengalami penurunan penjualan pada tahun lalu seiring dengan penurunan produksi. Namun, perseroan cenderung lebih optimistis tahun ini lantaran harga komoditas timah telah naik signifikan pada Februari 2021.
“Ke depan jika ada perbaikan ekonomi global dan vaksin berjalan, maka ekonomi dunia akan tumbuh positif. Lalu berdampak ke pertumbuhan timah. Kita optimistis meraih laba pada tahun ini,” jelas dia usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Direktur Keuangan Timah Wibisono mengatakan, demi mengasilkan pertumbuhan yang lebih baik, perseroan menyiapkan sejumlah strategi. Perseroan terus melanjutkan pengurangan utang yang menyesuaikan dengan kas dan operasional. Pada 2020, perseroan mencatatkan beban keuangan senilai Rp 607,37 miliar, berkurang 22,33% dibanding 2019 sebesar Rp 781,99 miliar.
Wibisono mengakui, penurunan beban tersebut belum signifikan. Namun, setidaknya pada 2021, perseroan memiliki beban bunga pinjaman yang lebih kecil. Pihaknya berkomitmen tak akan menambah pinjaman bank baru selama tahun ini. Di sisi lain, perseroan masih mengupaya pinjaman kepada pemegang saham, yakni PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) atau Mining Industry Indonesia (MIND ID) sekitar US$ 100 juta.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.