Penyediaan listrik smelter Bahodopi, Vale Indonesia (INCO) buka semua opsi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) bakal membuka semua opsi untuk penyediaan kelistrikan smelter di Bahodopi. Chief Financial Officer (CFO) INCO Bernardus Irmanto mengatakan, proses evaluasi untuk tahapan final investment decision (FID) masih berjalan.
Kata Bernardus, dalam pemenuhan kebutuhan listrik, ada tiga hal yang jadi fokus yakni kecukupan daya, reliabilitas dan stabilitas pasokan.
"Terkait pasokan listrik, untuk investasi bernilai lebih dari US$ 1 miliar, yang kami butuhkan adalah stabilitas dan reliabilitas pasokan energi listrik," terang Bernardus kepada Kontan.co.id, Selasa (15/6).
Bernardus melanjutkan, tiga faktor utama tersebut jadi pertimbangan pasalnya investor tak ingin mengambil resiko untuk kebutuhan listrik.
Selain mempertimbangkan kecukupan daya, reliabilitas dan stabilitas pasokan pihaknya juga menekankan soal hitungan keekonomian dari tiap opsi yang ada.
"Jadi kami terbuka dengan semua opsi pasokan energi dengan catatan, kecukupan daya, reliabilitas, stabilitas dan tentu saja hitungan ekonominya selaras dengan interest PT Vale dan juga mitra kerja," kata Bernardus.
Sebelumnya, PT PLN (Persero) memastikan bakal memenuhi seluruh kebutuhan listrik bagi industri pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Sulawesi. Komitmen PLN tersebut kembali disampaikan dalam acara 'Customer Smelter dan Stakeholder Gathering' yang digelar di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara pada Selasa (8/6).
Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril menyatakan, industri smelter merupakan hilirisasi nikel yang membutuhkan energi listrik yang besar dan PLN siap memenuhinya.
Hingga saat ini, terdapat 61 potensi pelanggan proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Sulawesi yang kebutuhan listriknya mencapai 7.184 megavolt ampere (MVA).
"PLN sebagai perusahaan yang diberikan amanah di bidang kelistrikan di Indonesia, memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan listrik dan memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh pelanggan, termasuk pelanggan industri smelter," ujar Bob.
Bob berharap PLN dapat melayani dan menyediakan pasokan listrik yang andal (reliability), berkualitas (quality) dan harga yang kompetitif (price) bagi perusahaan smelter, serta memberikan produk dan layanan innovative seperti total solusi listriqu dan Renewable Energy Certificate (REC).
"Kerja sama antara PLN dan industri smelter diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja dan mendorong roda perekonomian nasional, khususnya di Sulawesi," ujarnya.
INCO sendiri menargetkan keputusan final tetap bisa dilakukan pada awal tahun depan. Selain itu, pembangunan PLTG untuk Smelter Bahodopi, Sulawesi Tengah juga menjadi satu kesatuan.
"Pembangunan PLTG ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari pembangunan smelter. Jadi akan diputuskan dalam proses FID juga. Jadi tidak mungkin PLTG akan dibangun kalau keputusan pembangunan smelter belum di ambil," kata Bernardus kepada Kontan.co.id.
Dia melanjutkan, dengan kondisi tersebut maka keputusan pembangunan PLTG baik dilakukan sendiri oleh partner maupun dengan menggunakan pihak ketiga masih akan dikaji terlebih dahulu.
Bernardus menyebut, belum ada kepastian bahwa pembangunan PLTG akan melalui tender ataupun pihak ketiga.
"Tergantung kesepakatan Vale dan partner nantinya. Yang sedang berjalan adalah request for proposal (RFP) untuk mendapatkan data-data dan informasi yang akan digunakan untuk melengkapi kajian," imbuh Bernardus.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.