Perbaikan Smelter Mulai Mei, Produksi Nikel Vale Bakal Drop
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berencana melakukan perbaikan tungku (furnace) smelter nikel mulai Mei 2021 selama sekitar enam bulan, sehingga diperkirakan bakal berdampak pada penurunan produksi nickel matte perusahaan pada 2021 ini.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Keuangan Vale Bernardus Irmanto kepada CNBC Indonesia.
Dia mengatakan, perbaikan fasilitas ini diperkirakan bakal tuntas pada November 2021 mendatang.
"Rencananya (maintenance) dimulai bulan Mei dan diselesaikan di November," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin (08/02/2021).
Namun sayangnya, dia enggan menyebutkan berapa besar turunnya produksi nickel matte perusahaan pada tahun ini karena masih dalam finalisasi.
"Angkanya sedang difinalisasi, akan kami sampaikan kalau sudah ada angka final dari operation," ujarnya.
Sepanjang 2020, Vale mencatatkan peningkatan produksi nikel dalam matte menjadi 72.237 ton, naik 2% dibandingkan 2019 yang sebesar 71.025 ton.
"Kami bangga sekaligus berterima kasih atas pencapaian ini. Ini jelas merupakan hasil kerja keras semua karyawan di perusahaan," kata Nico Kanter, CEO dan Presiden Direktur Perseroan, seperti dikutip dari keterangan resmi perusahaan.
Sebelumnya, Irmanto sempat mengatakan perusahaan berencana membangun ulang (rebuild) fasilitas tungku pada Mei 2021 ini. Hal ini sebagai dampak dari mundurnya rencana perbaikan fasilitas yang pada mulanya dilakukan pada tahun lalu.
Oleh karena itu, dia pun menyebut 2021 ini sebagai tahun yang bakal menantang bagi perusahaan.
"2021 ini jadi menantang bagi perusahaan karena ada beberapa agenda besar yang akan dilakukan untuk keberlangsungan usaha. Seperti disampaikan pada RUPS yang lalu, satu keputusan besar diambil yaitu penundaan pengerjaan rebuild furnace ini dari 2020 ke 2021," tuturnya dalam konferensi pers virtual, Senin (07/09/2020).
Selain itu, lanjutnya, secepatnya perusahaan juga akan membuat keputusan investasi untuk dua proyek barunya yang saat ini masih dalam tahap uji kelayakan (feasibility study), serta melanjutkan proses perizinan.
Seperti diketahui, dua proyek baru ini adalah smelter feronikel di Bahodopi, Sulawesi Tengah dan smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Sulawesi Tenggara.
Proses konstruksi smelter HPAL menurutnya bisa dimulai setelah perusahaan menuntaskan sejumlah persyaratan teknis dan komersial bersama dengan Sumitomo Metal Mining Co Ltd (SMM) sebagai mitra dalam proyek smelter HPAL ini.
Kedua proyek smelter ini akan menjadi fokus perusahaan terutama setelah masuknya MIND ID menjadi pemegang saham 20% Vale Indonesia pada 19 Juni lalu.
"Karena ada satu furnace yang akan di-rebuild lima bulan, tingkat produksi akan rendah dan harga nikel diharapkan cukup baik di 2021, sehingga bisa bantu produksi yang rendah itu dan kinerja perusahaan bisa di-maintain dengan baik," ungkapnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.