Presiden Filipina Rodrigo Duterte Bikin Harga Nikel Turun!
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel bergerak turun pada perdagangan siang hari ini. Persepsi atas peningkatan produksi membuat harga nikel terkoreksi.
Pada Jumat (3/9/2021) pukul 11:43 WIB, harga nikel berada di US$ 19.405/ton. Turun 0,24% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Harga nikel tertekan seiring meningkatnya produksi di Filipina. Negara yang dipimpin oleh Presiden Rodrigo Duterte itu adalah salah satu produsen nikel terbesar dunia.
Produksi nikel dari Filipina naik 39% sepanjang semester pertama 2021 menjadi 151.646 ton. Nilai produksi itu adalah US$ 431,72 juta, berdasarkan data Mines dan Geosciences Bureau (MGB).
Produksi tambang Filipina diproyeksikan naik setelah Presiden Duterte mencabut moratorium perjanjian mineral baru yang diberlakukan pada 2012. Duterte memungkinkan kesepakatan pertambangan baru dan peninjauan kontrak untuk kemungkinan negosiasi ulang.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.