Produksi Baja China Tembus 1.000 Juta Ton, Indonesia Cuma 7 Juta Ton
China menjadi produsen baja nomor satu di dunia. Produksinya mencapai 1.000 juta ton. Sementara produksi Indonesia hanya 7 juta ton.
Baja menjadi salah satu komponen penting dalam banyak industri mulai dari otomotif, properti, konstruksi, hingga kebutuhan manusia lainnya. Baja merupakan campuran dari berbagai kandungan mineral seperti bijih besi, nikel, hingga aluminium.
"Penguasa baja di dunia ini China, sebanyak 1.000 juta ton. Indonesia baru 7 juta ton. Mungkin tahun ini ada penambahan sampai 10 juta ton," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier dalam rapat dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (28/9).
Di bawah China, ada India sebagai produsen kedua baja dunia sebanyak 111 juta ton. Lalu ada Amerika Serikat 97 juta ton. Korea Selatan produksi bajanya 46 juta ton.
Taufiek menyebut produksi baja di Korea Selatan banyak dibuat oleh Pohang Iron and Steel Company (Posco). Perusahaan ini berdiri sejak tahun 60-an, sama seperti PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, namun nasib keduanya sangat berbeda. Indonesia banyak dipenuhi baja impor.
"Tapi saya tidak salahkan siapa-siapa. Ini kita buka babak baru untuk push di hulunya. Sebab baja ini masa depan Indonesia. Dengan begitu substitusi impor bisa diwujudkan," ujar dia.
Menurut Taufiek, kebutuhan baja nasional sangat besar. Namun, pasokan bahan baku baja di hulu kurang optimal. Padahal, industri pengolahan dan di hilirnya sudah kuat, terlihat dari berbagai smelter yang sudah terbangun di dalam negeri.
Persoalan impor baja kerap disinggung Presiden Jokowi. Seperti baru-baru ini, dalam peresmian pabrik baja baru hot strip mill (HSM) 2 milik Krakatau Steel di Cilegon, dia meminta impor baja bisa ditekan dengan adanya pabrik baru ini.
“Kita tahu konsumsi baja kita sangat besar jangan dibiarkan ini dimasuki produk-produk dari luar dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,” katanya saat membuka peresmian Pabrik Industri Baja Krakatau Steel secara virtual, Selasa (21/9).
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.