Produksi nikel Ifishdeco (IFSH) di semester I 2021 capai 829.000 metrik ton
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ifishdeco Tbk (IFSH) mencatatkan produksi nikel di semester I 2021 mencapai 829.000 metrik ton.
Direktur Ifishdeco Muhammad Ishaq mengungkapkan, kinerja produksi yang dilakukan perusahaan dalam dua bulan terakhir menemui kendala cuaca akibat curah hujan yang tinggi.
"Terus terang dua bulan terakhir, Juni dan Juli ada kendala cuaca terutama hujan lebat tapi kalau kami lihat nanti mulai Agustus akan mulai (berkurang) hujannya," jelas dia dalam gelaran Public Expose Virtual, Rabu (28/7).
Ishaq menambahkan, dengan semakin banyaknya smelter yang beroperasi, maka prospek pasar nikel di tanah air cukup positif ke depannya. Untuk itu, Ifishdeco pun optimistis dengan target produksi untuk tahun ini dapat tercapai.
Baca Juga: Tahun ini, penjualan neto Ifishdeco (IFSH) diproyeksi mencapai Rp 1,01 triliun
Asal tahu saja, untuk tahun ini Ifishdeco menargetkan produksi nikel sebanyak 2 juta metrik ton. Untuk itu, dengan membaiknya kondisi cuaca di semester II-2021, Ifishdeco berharap produksi nikel dapat digenjot demi memenuhi target tahun ini.
Ishaq bilang, dengan ditutupnya keran ekspor bijih nikel, maka penjualan dipusatkan untuk sektor domestik. Untuk tahun ini, secara total, kebutuhan bijih nikel disebut bisa mencapai 71,2 juta metrik ton.
"Perusahaan juga optimistis bisnis bijih nikel sangat prospektif. Oleh karena itu kami buat target 2 juta MT karena market di domestik juga sangat bagus," imbuh Ishaq.
Selain memaksimalkan kondisi cuaca, untuk sisa tahun ini Ifishdeco menargetkan penambahan kapasitas produksi lewat akuisisi lahan baru serta perluasan lahan eksisting.
Meski belum mau merinci tambang mana yang disasar dan nilai investasi yang disiapkan, Ishaq memastikan Ifishdeco tengah bernegosiasi dengan sejumlah pihak agar rencana akuisisi bisa terlaksana di tahun ini.
"Banyak (lokasi) tapi belum bisa kami sebutkan. Yang pasti di Sulawesi," kata Ishaq.
IFSH Chart by TradingView
Kehadiran tambang baru dan perluasan tambang eksisting diharapkan dapat mulai berkontribusi ke kinerja perusahaan setahun pasca seluruh proses rampung.
Nantinya, setelah akuisisi Ifishdeco masih harus melengkapi infrastruktur tambang yang bakal diakuisisi. Untuk prosesnya sendiri bisa diprediksi bakal memakan waktu 6 bulan hingga 12 bulan.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.