Prospek bisnis diprediksi cerah, ini rekomendasi saham ANTM
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Simak rekomendasi analis untuk saham ANTM dari PT Aneka Tambang Tbk. Analis prediksi kinerja PT Aneka Tambang Tbk (Antam) bakal cerah pada semester 2 2021.
Harga saham ANTM pada perdagangan Senin 6 September 2021 ditutup di level 2.380, naik 30 poin atau 1,28% dari perdagangan sebelumnya. Sepanjang tahun ini hingga 6 September 2021, harga saham ANTM sudah naik 8,68%. Lalu bagaimana rekomendasi saham ANTM?
Emiten berkode saham ANTM ini diprediksi akan semakin membaik pada semester II 2021 karena dukungan oleh beberapa faktor. Antara lain, kinerja di segmen ritel maupun di bagian hulu Antam akan membaik.
Menurut Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra, di segmen ritel emiten dengan kode bursa ANTM ini terus memperkuat bisnisnya melalui penjualan logam mulia atau emas secara langsung kepada masyarakat.
ANTM Chart by TradingView
“Penjualan langsung ini baik sekali karena pasar emas itu yang besar malah perorangan. Jadi, dengan memperbanyak ritel di kota-kota di seluruh Indonesia penjualan langsung kian meningkat,” tutur Ariston dalam keterangannya, Senin (6/9).
Baca Juga: Prospek Aneka Tambang (ANTM) Terbantu Kenaikan Harga Komoditas
Di segmen hulu, Antam juga kian kokoh melalui produksi emasnya. Namun, Ariston perlu memberikan catatan terkait penguatan modal. “Seiring kebijakan moneter The Federal Reserve yang berpotensi menahan masuknya arus modal asing ke dalam negeri, ini semua pihak harus waspada termasuk Antam karena dengan kebijakan The Fed itu, fokus ekonomi lebih banyak ke penguatan modal,” sambungnya.
Ia menjelaskan, membaiknya kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) membuat The Fed melemparkan sinyal untuk melakukan pengurangan stimulus moneter serta memberi kekhawatiran hengkangnya arus modal asing dari negara berkembang, termasuk Indonesia.
Dengan kondisi perekonomian dunia yang saat ini sedang berusaha bangkit, dan masih berusaha untuk keluar dari gelombang ketiga Covid-19 di dunia, harga komoditas emas menurutnya akan dipengaruhi oleh bagaimana The Fed di FOMC mengenai kebijakan tapering-nya. Ini yang perlu diwaspadai Antam.
“Hal ini tentu akan mempengaruhi pergerakan harga emas nantinya, walaupun akan tetap bagus. Ya, istilahnya konsolidasi,” paparnya.
Ariston melanjutkan, sentimen dari ketidakpastian jadwal tapering inilah yang diperkirakan menekan harga emas nantinya. Terlebih pada semester II, ia menilai penjualan emas Antam masih akan tinggi, terutama karena masyarakat yang mulai peduli dengan investasi atau menabung uang.
Hal tersebut menurutnya menjadi faktor dari permintaan emas batangan yang tampaknya masih dalam tren positif. Harga emas sendiri masih masuk dalam konsolidasi yakni berkisar antara 2.200-2.700.
Baca Juga: Harga emas Antam turun lagi, pembeli sepekan lalu potensi rugi 12%
Ariston menaksir, hingga akhir tahun perkiraan net profit yang dicatatkan oleh Antam bakal signifikan dengan faktor pendorong dari tren penguatan harga nikel global. Serta pertumbuhan volume dari nikel ore dan FeNi.
Selain itu, beberapa sentimen yang akan mendorong kinerja Antam adalah kesadaran investasi di masyarakat. Tak hanya itu, untuk komoditas nikel, menurutnya akan sangat diuntungkan dengan adanya peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan. “Karena nikel menjadi komponen penting dalam green energy sehingga permintaan komoditas ini masih akan tetap baik bahkan hingga lima tahun ke depan,” tutupnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.