Taliwang (Suara NTB) – Kalangan DPRD Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) meminta agar proses rekrutmen tenaga kerja untuk kebutuhan pembangunan konstruksi smelter dijalankan secara terbuka dan transparan.
Wakil ketua DPRD KSB, Abidin Nasar mengatakan, salah satu hal yang dinanti masyarakat KSB dengan kehadiran smelter di kecamatan Maluk adalah terbukanya lapangan kerja baru. “Smelter itu dinanti karena ekspektasi kita itu peluang kerja baru. Makanya jangan sampai proses rekrutmen tenaga kerjanya jadi polemik di masyarakat,” cetusnya. Iklan
Keterbukaan menurut Abidin sangat diperlukan selama proses perekrutan. Ia pun meminta perusahaan nantinya melibatkan pemerintah KSB melalui dinas teknisnya ambil bagian dalam prosesnya. “Kalau bisa satu pintu. Harus libatkan Pemda dan Pemda juga harus pro aktif dalam kegiatan rekrutmen itu guna memastikan pekerja lokal terakomodir maksimal sesuai kebutuhan perusahaan,” paparnya.
Bagi Abidin, pada tahap konstruksi pemanfaatan tenaga kerja lokal harus menjadi prioritas. Bahkan politisi PKS ini menegaskan, jika seluruh bagian keahlian yang dibutuhkan selama konstruksi bisa dipenuhi pekerja lokal maka perusahaan tidak perlu merekrut pekerja dari luar. “Sederhananya kan gitu. Kalau yang lokal bisa (mengerjakan) mengapa harus pakai tenaga dari luar,” tandasnya.
Ia menyatakan, penting bagi perusahaan menunjukkan komitmennya memberdayakan masyarakat pada proses pembangunan hingga operasional smelter itu. Sebab sejak blok tambang Batu Hijau berpindah tangan, di tengah publik lumrah terdengar bahwa sebagai daerah penghasil masyarakat KSB seolah menjadi penonton di rumahnya sendiri.
“Suka atau tidak suka istilah itu terasa di masyarakat kita. Contoh saja karena kebijakan rooster kerja yang panjang hingga proses karantina yang diberlakukan di Mataram. Warga Maluk dan Sekongkang sekarang perekonomiannya ini lesu,” beber Abidin.
Sebab itu lanjutnya, keberadaan smelter yang rencanya akan mulai dilaksanakan pembangunannya pada awal tahun ini dapat dijadikan oleh perusahaan sebagai titik baik meraih kepercayaan masyarakat KSB. “Sebagai proyek baru. Smelter itu pasti butuh banyak pekerja. Di konstruksinya saja kalau tidak salah diperkirakan sampai 3 ribu kan. Nah kalau bisa 95 persen saja adalah lokal itu akan mengembalikan kepercayaan publik ke perusahaan,” katanya. (bug)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.