Resource Alam Indonesia (KKGI) merugi US$ 7,32 juta di 2020
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Resource Alam Indonesia Tbk (KKGI) mengalami tekanan sepanjang 2020. Tercatat, KKGI membukukan pendapatan senilai US$ 72,22 juta, menurun 37,1% dari realisasi pendapatan di 2019 yang mencapai US$ 114,85 juta.
Manajemen KKGI menyebut, penurunan pendapatan tersebut terutama disebabkan oleh melemahnya permintaan batubara yang secara langsung menurunkan harga jual batubara dan juga volume penjualan batubara, terutama pada kuartal kedua dan ketiga.
Akibat pasar batubara yang lemah, harga jual rata-rata batubara pada tahun 2020 tercatat hanya sebesar US$ 29,23 per metrik ton (MT), lebih rendah 14% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 33,96 per MT.
Hal ini juga tercermin dari menurunnya volume penjualan KKGI. Pada tahun 2020, volume penjualan tercatat 2,82metrik ton dari sebelumnya mencapai 3,81 metrik ton. Sejalan dengan itu, volume produksi yang ditorehkan KKGI sebesar 2,86 metrik ton, terkoreksi 22,5% dibandingkan realisasi produksi di tahun sebelumnya yang mencapai 3,69 metrik ton.
Baca Juga: Usai akuisisi 2 perusahaan tambang nikel, ini rencana bisnis Resource Alam Indonesia
Sedangkan emiten pertambangan batubara ini membukukan rugi usaha sebesar US$ 9,17 juta, turun signifikan dari laba usaha tahun sebelumnya sebesar US$ 8,31 juta.
Manajemen KKGI mengatakan, kerugian tersebut sebagian besar disebabkan oleh beban penurunan nilai dan rugi selisih kurs yang berjumlah US$ 9,99 juta. Penurunan nilai aset terutama terdiri dari persediaan usang produk laminasi bertekanan tinggi (HPL), penurunan nilai investasi pada aset dan uang muka tambang.
Sebagai catatan, penurunan nilai ini tidak mengurangi hak hukum KKGI, apabila ada potensi manfaat ekonomis di masa depan.
Di sisi lain, kerugian bersih yang diderita KKGI mencapai US$ 7,32 juta di 2020. Hal ini berbanding terbalik dari capaian KKGI di 2019 yang masih mencetak laba bersih hingga US$ 5,54 juta.
Meski demikian , manejemen KKGI optimistis kinerjanya akan membaik tahun ini, seiring pemulihan ekonomi global akan terjadi pada tahun 2021 berdasarkan perkiraan yang dibuat oleh biro Administrasi Informasi Energi (EIA) Amerika Serikat .
Pintarso Adijanto, Presiden Direktur KKGI berharap permintaan global terhadap batubara yang utamanya berasal dari China dan India akan pulih. Selain itu, dengan berbagai inisiatif yang saat ini dilakukan secara global, mulai dari rencana lima tahunan Pemerintah China untuk mengembangkan proyek infrastruktur besar, hingga rencana stimulus ekonomi Presiden Joe Biden, maka akan membangkitkan permintaan komoditas, yang berpotensi menciptakan ‘super commodity cycle’ selanjutnya.
“Untuk menangkap momentum tersebut, kami akan terus aktif menerapkan serangkaian strategi untuk mewujudkan pertumbuhan jangka panjang kami dan siap untuk dapat memberikan kontribusi dan menghasilkan pertumbuhan di tahun mendatang,” terang Pintarso dalam keterangannya Kamis (10/6).
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.