Smelter Nikel HPAL di Pulau Obi Akan Serap 20 Ribu Tenaga Kerja
VIVA – Pabrik pengelolaan bahan baku baterai kendaraan listrik Lithium-Ion atau smelter nikel High Pressure Acid Leach (HPAL) pertama di Indonesia resmi beroperasi di Maluku Utara Rabu, 23 Juli 2021. Smelter yang memproduksi campuran padatan hidroksida dari nikel dan kobalt (Mixed Hydroxide Precipitate/MHP) itu berlokasi di Kawasi, Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.
Peresmian operasional pabrik dilakukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut didampingi Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Investasi/Kepala Badan Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Gubernur Maluku Utara KH. Abdul Gani Kasuba dan Bupati Halmahera Selatan Usman Sidik.
Perusahaan Harita Group melalui Halmahera Persada Lygend telah memasuki fase produksi pemurnian nikel kadar rendah sebelum diproses lebih lanjut menjadi nikel sulfat dan kobalt sulfat yang jadi material utama baterai kendaraan listrik.
Pemurnian nikel kadar rendah dengan menggunakan teknologi HPAL itu memiliki kapasitas produksi MHP sebesar 365 ribu ton per tahun.
Komisaris Utama Halmahera Persada Lygend, Stevi Thomas menjelaskan, fasilitas pengolahan dan pemurnian bijih nikel kadar rendah (Limonite) menggunakan teknologi HPAL itu sudah siap berproduksi secara komersial.
“Konstruksi HPAL dimulai pada Agustus 2018 dan siap berproduksi secara komersial. Ini menjadi pabrik HPAL pertama di Indonesia,” ucap Stevi.
Baca juga: COVID-19 Melonjak, Jokowi Minta Hal Sederhana Ini ke Masyarakat
Berdirinya smelter nikel HPAL akan menjadi pengembangan hilirisasi serta mendukung industri kendaraan listrik di Indonesia. Pemurnian nikel dengan teknologi hidrometalurgi HPAL menghasilkan produk yang sangat bermanfaat dalam upaya mengurangi emisi, serta sangat mendukung konservasi mineral, khususnya nikel.
Sementara Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, Halmahera Persada Lygend adalah pabrik pertama bahan baku baterai kendaraan listrik di Indonesia dan nantinya pabrik semacam ini akan muncul di wilayah lainnya di indonesia.
“Tidak kalah penting, industri ini akan menyerap lebih dari 20 ribu tenaga kerja nantinya. Pembangunan daerah akan lebih cepat. Ini adalah aset bangsa. Kita harus lindungi. Namun lingkungan juga harus dijaga,” jelas Luhut.
Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti oleh Menko Luhut. Prosesi ini juga menandai ekspor perdana MHP dari Indonesia.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.