Smelter Timah Hitam Pertama Beroperasi, RI Makin Ogah Ekspor Bahan Mentah
JAKARTA - PT Kapuas Prima Coal Tbk (ZINC) merampungkan pembangunan smelter timah hitam atau timbal (Pb) di wilayah operasionalnya, di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.
Smelter ini menjadi yang pertama di Indonesia, berada di bawah pengoperasian salah satu anak usaha ZINC, yaitu Kapuas Prima Citra dengan total biaya investasi sebesar USD15 juta. Direktur ZINC Evelyne Kioe mengatakan, jika sudah beroperasi, ditargetkan kapasitas output produksi timbal dari smelter mencapai 20.000 ton bullion per tahun.
“Dari tambahan produksi smelter tersebut kami harapkan mampu memberikan tambahan pendapatan atau revenue sebesar USD60-80 juta di tahun depan,” ujarnya, dikutip dari Harian Neraca, Selasa (30/11/2021).
Proses pembangunan smelter timbal ZINC sudah dimulai sejak tahun 2016 dan rencananya akan mulai beroperasi pada bulan Desember tahun 2021. Dalam pengoperasian smelter, Perseroan tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan telah memenuhi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL.
Nantinya semua limbah akan didaya gunakan kembali sehingga tidak dibuang dan menjadi limbah yang berbahaya. Selain smelter timbal yang telah selesai dibangun, ZINC juga sedang membangun smelter untuk seng (Zn).
Pembangunan smelter seng saat ini masih berlanjut dengan progress pembangunan sudah mencapai 82.89% per Kuartal III-2021 dan diharapkan dapat mulai beroperasi pada Kuartal I-2023 dengan kapasitas produksi mencapai 30.000 ton ingot per tahun.
Sebagai informasi, hingga September 2021, ZINC mencatatkan penjualan sebesar Rp612,6 miliar atau meningkat 61,0% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2020. Sementara laba bersih ZINC juga melonjak 148,0% atau sebesar Rp65,4 miliar dari Rp26,4 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Pencapaian ini didorong oleh penjualan Zinc (Zn) yang mencapai Rp260,4 miliar dan Timbal (Pb) Rp96 miliar.
Disampaikan Evelyne Kioe, pencapaian kinerja yang positif di kuartal ketiga ini tidak lepas dari tren peningkatan harga komoditas yang masih berlanjut serta didukung oleh upaya perseroan dalam meningkatkan kapasitas produksi. “Hingga September 2021 ini, total produksi ZINC sudah mencapai sekitar 350.000 ton, dan kami berharap hingga akhir tahun dapat mencapai target produksi kami yaitu sebesar 564.000 ton,”ujarnya.
Pencapaian ini didorong oleh penjualan bijih besi ZINC yang meningkat sangat signifikan pada Kuartal III-2021 mencapai 676,3% atau sebesar Rp57,5 miliar, serta pada tahun ini ZINC juga mendapatkan tambahan penjualan dari konsentrat besi sebesar Rp100,1 miliar.
Emiten produsen base metal di Indonesia ini juga mengungkapkan, penjualan hingga kuartal III-2021 didominasi oleh penjualan konsentratseng yang tercatat mencapai Rp260,4 miliar atau berkontribusi sebesar 42,5% terhadap total penjualan ZINC.
Artikel ini telah tayang di https://economy.okezone.com/ dengan judul "Smelter Timah Hitam Pertama Beroperasi, RI Makin Ogah Ekspor Bahan Mentah : Okezone Economy", Klik untuk baca: https://economy.okezone.com/read/2021/11/30/278/2509537/smelter-timah-hitam-pertama-beroperasi-ri-makin-ogah-ekspor-bahan-mentah.
Download aplikasi Okezone Portal Berita Online Indonesia , Lengkap Cepat Beritanya: Android: https://play.google.com/store/apps/details?id=linktone.okezone.android iOS: https://apps.apple.com/us/app/okezone-com-news/id624468351
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.