Soal Hilirisasi Tambang, Bos Inalum Sebut Industri Dalam Negeri Tak Siap
Direktur Utama PT Inalum (Persero) Orias Petrus Moedak menyebut industri hilir, seperti pengolahan nikel, di dalam negeri tidak siap. Padahal, bijih nikel yang ditambang di sisi hulu berlimpah seiring dengan kebijakan pemerintah melarang ekspornya ke luar negeri. ADVERTISEMENT Menurutnya, perlu ada koordinasi yang kuat oleh pemerintah dari sisi hulu hingga hilir nikel. Apalagi, saat ini pemerintah mendorong tumbuhnya industri baterai kendaraan listrik. "Ini koordinasi penting sekali, jangan sampai bertepuk sebelah tangan. Kita mau semua (diolah) di dalam negeri, tapi yang hilir ini tidak siap. Kita sudah terlanjur semua di dalam, tapi enggak termanfaatkan dengan baik," kata dia dalam acara Webinar Sosialisasi Kebijakan Minerba, Kamis (11/2). Soal Hilirisasi Tambang, Bos Inalum Sebut Industri Dalam Negeri Tak Siap (1) Dirut PT Inalum Orias Petrus Moedak di PLTA Tangga. Foto: Moh Fajri/kumparan Orias berpendapat isu ini perlu dibawa hingga ke level Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk bisa mengintegrasikan nikel dari hulu dan hilirnya. Kata dia, harus ada kebijakan yang jelas dan kuat agar nikel di dalam negeri bisa dimanfaatkan dengan baik. "Ini sampai sebesar apa power kita? Apakah perlu masuk ke level Menko untuk atur supaya secara terintegrasi kebijakan pemanfaatan minerba ini bisa dengan baik karena sifatnya sekali pakai dan habis," ujarnya. ADVERTISEMENT Hal lain yang juga disampaikan Orias adalah pemanfaatan tailing atau limbah logam tanah jarang. Dia ingin pemerintah memperjelas arah pemanfaatannya seperti apa agar perusahaan bisa masuk ke bisnis tersebut. "Kalau pandangan lingkungan hidup (tailing) masuk limbah B3, kita juga susah masuk sana. Ada izin-izin lain yang hambat kita masuk ke sana," kata Orias.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.