Jakarta, CNBC Indonesia - Harga nikel dunia turun pada perdagangan hari ini karena persediaan bijih nikel yang mulai menumpuk di pelabuhan China, konsumen terbesar nikel dunia.
Pada Senin (8/11/2021) pukul 15:15 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 19.355/ton, turun 0,35% dibandingkan harga penutupan kemarin.
nikelSumber: Investing.com
Baca: Cuan! Investasi di 5 Saham BUMN Ini Bisa Bikin Kipas-kipas
Persediaan bijih nikel di pelabuhan China per 5 November 2021 tumbuh 60.000 wet metric ton (wmt) dari minggu sebelumnya menjadi 9,05 juta wmt. Total kandungan Nikel mencapai 71.000 metric ton (mt).
Total persediaan di tujuh pelabuhan utama China mencapai sekitar 4,61 juta wmt, turun 80.000 wmt dari minggu sebelumnya.
Jumlah pabrik peleburan NPI kembali berproduksi walaupun dalam kapasitas yang lebih kecil dibanding pabrik baja tahan karat (stainless steel).
Akan tetapi, musim angkut bijih nikel akan berakhir seiring dengan masuknya musim muson di Filipina yang dapat mengganggu rantai pasokan. Persediaan pelabuhan diperkirakan akan kembali jatuh dalam waktu dekat.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.