Tak Cuma Emas & Nikel, Ini Deretan Harta Karun Terpendam RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Berada di daerah tropis dan dikelilingi cincin api (ring of fire) menjadikan Indonesia sebagai daerah yang dianugerahi berbagai jenis sumber energi yang melimpah.
Salah satu yang harus disyukuri yaitu negeri ini memiliki harta karun energi terbesar kedua di dunia, yakni panas bumi. Indonesia memiliki sumber daya panas bumi mencapai 23.965,5 mega watt (MW) atau 24 giga watt (GW), terbesar setelah Amerika Serikat yang mencapai 30.000 MW.
Namun ternyata, panas bumi bukan lah satu-satunya harta karun energi yang mencengangkan. Negeri ini menyimpan harta karun energi lainnya, yang jumlah sumber dayanya bahkan melampaui panas bumi tersebut, yakni tenaga surya atau matahari.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi energi surya mencapai 207,8 GW. Ini artinya, sumber daya matahari ini mencapai hampir 10 kali lipat dibandingkan sumber daya panas bumi.
Tapi pemanfaatannya hingga 2020 baru mencapai 153,5 MW atau baru 0,07% dari sumber daya yang ada.
Padahal, pemanfaatan energi surya tidak hanya dikembangkan melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap, tapi juga bisa dalam bentuk PLTS Terapung.
Indonesia memiliki potensi PLTS terapung waduk atau danau mencapai 28.197,6 MW atau 28 giga watt (GW) di 28 lokasi.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.
Arifin mengatakan, PLTS terapung ini juga lebih efisien karena bisa memanfaatkan permukaan waduk atau danau yang telah ada saat ini. Menurutnya, lahan permukaan waduk atau danau yang bisa digunakan untuk PLTS terapung ini hanya sebesar 5%, sesuai dengan aturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Kita punya potensi PLTS terapung besar, 28 GW di 28 lokasi, hanya manfaatkan 5% dari permukaan itu dipasang di atasnya," paparnya dalam 'Webinar Peta Jalan Menuju Ketahanan dan Percepatan Transisi Energi Nasional', Rabu (03/03/2021).
Pemanfaatan PLTS lainnya yakni berupa pemasangan PLTS atap. Sampai dengan 2030 pemerintah menargetkan pengembangannya akan mencapai sebesar 2,15 GW.
Pemasangan PLTS atap akan dilakukan di bangunan dan fasilitas milik BUMN, industri dan bisnis, rumah tangga, pelanggan PLN dan kelompok sosial, serta gedung pemerintahan.
Besarnya potensi energi surya ini dan juga pemasangan yang lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan sumber energi lainnya, maka pemerintah pun memilih PLTS sebagai jalan ninja mengejar target bauran energi baru terbarukan sebesar 23% pada 2025 mendatang.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.