Tak Mau Dijajah Asing? Investor Lokal Investasi Smelter Dong!
Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya menggaet investor untuk sektor hilir pertambangan tidak melulu dari asing, namun investor dalam negeri juga perlu digaet. CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus mengatakan kapasitas investor dalam negeri juga mumpuni.
Investor dari dalam negeri dia sebut hanya memerlukan dukungan, tidak hanya dari sektor perizinan dan konsistensi, namun juga dari sisi perbankan. Perbankan menurutnya saat ini belum masuk memberikan dukungan bagi investor dari dalam negeri untuk berinvestasi.
"Kita jangan selalu berprediksi dan harapkan investasi datang dari luar negeri. Kami melihat kapasitas investor dalam negeri juga memadai bagi investasi di bidang ini," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Kamis, (28/10/2021).
Menurutnya pemerintah perlu memberikan stimulus untuk menggerakkan ekonomi di daerah-daerah yang bisa dikembangkan dan punya sumber daya alam. Dimulai dengan membangun infrastruktur khususnya listrik, telekomunikasi, dan jalan.
"Kalau stimulus insentif fiskal ada setelah pabrik berdiri. Stimulus awal pemerintah perlu turun tangan ke daerah-daerah penggerak sentra ekonomi Minerba yang baru ini, khususnya timur, Halmahera, Maluku," lanjutnya.
Selanjutnya yang perlu jadi perhatian adalah masalah ketenagakerjaan. Berdasarkan pengalaman yang dimiliki bukanlah proses yang mudah dalam mendapatkan tenaga kerja yang bisa bersaing dan produktif. Selama ini masalah tenaga kerja selalu bergantung pada luar negeri.
"Pengalaman kami anak-anak muda kita ini kalau diberikan kesempatan saya yakin mereka mampu dampingi investor dalam negeri ini, jangan selalu melihat investor luar negeri saja yang mampu, saya yakin dalam negeri mampu menaikkan investasi di sektor Minerba," tegasnya.
Sebelumnya, Kementerian ESDM mencatat sampai dengan triwulan III 2021, investasi sub sektor Minerba baru mencapai US$ 2,7 miliar atau sekitar Rp 38 triliun (asumsi kurs Rp 14.100 per US$) atau hanya 62,7% dari target tahun ini US$ 4,3 miliar.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin.
Dia mengakui, khusus di sektor investasi tidak sebaik capaian lain, seperti Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang sudah melebihi target.
"Investasi memang tidak sebaik capaian-capaian yang lain, dari target 2021 US$ 4,3 miliar, sampai triwulan III kami sudah capai US$ 2,7 miliar atau 62,7%," ungkapnya dalam konferensi pers secara daring, Selasa (26/10/2021).
Menurutnya, salah satu kendala yang dihadapi terkait investasi ini adalah pandemi Covid-19. Pihaknya juga akan meminta masukan dari berbagai pihak mengenai investasi di sektor tambang minerba.
"Kalau regulasi kejelasan sudah lebih jelas, kedua perizinan kami upayakan didukung, hal lain perlu diupayakan adalah berikan iklim investasi yang lebih nyaman bagi perusahaan-perusahaan," jelasnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.