Timah (TINS) serap capex sekitar Rp 500 miliar hingga kuartal III 2021
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) akan fokuskan belanja modal di kuartal IV untuk penyelesaian pembangunan smelter timah.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, Wibisono menuturkan hingga kuartal III-2021 perusahaan telah menyerap anggaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) sekitar Rp 500 miliar. Nah, pada kuartal IV ini perusahaan akan memfokuskan capex untuk penyelesaian pembangunan smelter timah yang ditargetkan rampung tahun depan.
"Kuartal IV akan difokuskan pada smelter ausmelt karena anggaran mencapai Rp 1,2 triliun," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/11).
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, TINS mengalokasikan capex sekitar Rp 1,9 triliun yang akan berasal dari kas internal dan penggunaan long term financing. Dari total capex itu, sekitar 94% untuk biaya investasi TINS, sedangkan 6% dialokasikan untuk entitas anak usaha.
Baca Juga: Harga batubara melandai, berikut prospek saham United Tractors (UNTR) ke depan
Sekretaris Perusahaan TINS, Abdullah Umar menambahkan, hingga tutup tahun ia meyakini harga timah akan bertahan di level US$ 30 ribu per ton. Menurutnya, hal itu didorong dari harga timah yang cenderung stabil dan juga pemain timah tidak banyak.
Nah, dengan proyeksi tersebut tahun depan sendiri Timah memproyeksikan akan menganggarkan capex serupa dengan tahun ini. Sebabnya, perusahaan berencana menambah 2 kapal guna menggenjot produksi. Sayangnya, terkait target tahun depan manajemen masih belum memutuskan.
Hingga kuartal III-2021, produksi bijih timah mencapai 17.929 ton atau turun 48% dari periode sembilan bulan pertama tahun 2020 sebesar 34.614 ton. Adapun, produksi dari penambangan barat berkontribusi sebesar 44% dan penambangan dari laut sebesar 56%.
Berbanding lurus dengan produksi bijih timah, produksi logam timah mencapai 19.120 metrik ton atau turun 49% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 37.588 metrik ton. Penurunan produksi bijih timah ini masih terkait dengan adanya pandemi Covid-19 dan dinamika penambangan bijih timah di darat.
Baca Juga: Tahun 2022, PP Presisi (PPRE) bidik perolehan kontrak baru hingga Rp 6 triliun
Dihubungi terpisah, Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana melihat pergerakan saham TINS sendiri saat ini sedang berada pada awal fase uptrend-nya. "Nampak dari pergerakan Stochastic dan MACD yang masih berpeluang bergerak menguat," sebutnya.
Dia melihat support TINS berada di level Rp 1.525 dan resistance di level Rp 1.765. Pada perdagangan Kamis, (11/11) harga saham TINS ditutup menguat 15 poin atau 0,95% ke level Rp 1.600 per saham.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.