Turunkan target kontrak baru, begini rekomendasi saham Wijaya Karya (WIKA)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) merevisi target kontrak baru tahun ini. Emiten konstruksi plat merah ini menurunkan target kontrak baru dari Rp 40,12 triliun menjadi Rp 35 triliun.
Sebagai informasi, di sepanjang semester I-2021, WIKA meraih kontrak baru senilai Rp 10,5 triliun atau 30% dari target baru. Kontrak baru tersebut terdiri dari infrastruktur dan bangunan tercatat Rp 6,58 triliun, lebih tinggi dari capaian pra-pandemi.
Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Ajeng Kartika Hapsari mengatakan, kendati realisasi kontrak baru masih cukup jauh dari target, pencapaian kontrak baru WIKA tahun ini akan mulai membaik. "Kami estimasi kenaikannya 38% yoy," tulisnya dalam riset, Selasa (28/9).
Di sisi lain, hingga akhir tahun WIKA juga masih mengikuti beberapa tender proyek-proyek seperti bendungan, irigasi, jalan tol, smelter, dan pembangkit listrik di Kalimantan dan Sulawesi. Dari proyek-proyek itu, nilainya ditaksir mencapai Rp 25 triliun.
Dari sisi kinerja, pada kuartal II-2021 WIKA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 2,84 triliun atau turun 3% yoy. Sementara, pada paruh pertama 2021, pendapatan WIKA tercatat turun 5,1% yoy menjadi Rp 6,76 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,1 triliun.
Ajeng melihat, penurunan kinerja kuartal II-2021 didorong oleh turunnya pendapatan dari infrastruktur dan bangunan sebesar 17% yoy. Di sisi lain, segmen energi dan industrial plant naik 88% yoy. Selain itu, WIKA mengalami kendala penerimaan kas dari pelanggan.
"Hal tersebut disebabkan ada beberapa proyek berjalan yang terpaksa ditahan pengerjaannya karena permintaan pemilik proyek," kata Ajeng.
Hal tersebut kemudian menyebabkan pencapaian laba WIKA di kuartal II-2021 menjadi Rp 5 miliar atau turun 97% yoy dibandingkan kuartal II-2020 sebesar Rp 151 miliar. Sementara, laba semester I-2021 pun turun 33% yoy menjadi Rp 83 miliar.
NH Korindo sendiri memproyeksikan tahun ini WIKA akan membukukan pendapatan sebesar Rp 18,96 triliun. Sedangkan laba bersih diproyeksikan sebesar Rp 327 miliar.
Ajeng menyebutkan, pada semester I-2021 WIKA menerima hasil penerbitan obligasi dan sukuk berkelanjutan tahap I dengan total nilai Rp 3 triliun. Pada semester II-2021, WIKA juga akan kembali menerima dana segar dari penerbitan obligasi dan sukuk berkelanjutan tahap II dengan nilai mencapai Rp 2,5 triliun, yang akan digunakan untuk refinancing dan modal kerja.
"Meskipun begitu, kami perkirakan gearing ratio WIKA pada tahun ini masih akan rendah pada kisaran 1,7 kali," sebutnya.
Dus, Ajeng mempertahankan rekomendasi buy saham WIKA dengan target harga Rp 1.410 per saham. Pada penutupan perdagangan, Selasa (28/9), harga saham WIKA ditutup melemah 15 poin atau turun 1,26% ke level Rp 1.175 per saham.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.