Vaksinasi Global Dimulai, Mendag Yakin Ekspor Non-Migas Tumbuh 6,3%
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memproyeksikan pertumbuhan ekspor non-migas pada 2021 bisa tumbuh 6,3 persen. Hal itu sejalan dengan proyeksi IMF yang menyebut pertumbuhan ekonomi dunia akan tumbuh 5,2 persen dan volume perdagangan akan tumbuh 8,31 persen.
“Kami menargetkan ekspor non-migas kita telah ditetapkan tumbuh 6,3 persen,” kata dia dalam konferensi pers 'Trade Outlook 2021,' Jumat (29/1/2021).
Lutfi menjelaskan banyak faktor pendorong yang membuat ia optimistis target tersebut bisa terealisasi. Salah satu faktor yang terbesar di antaranya adalah sudah dimulainya proses vaksinasi masal yang dilakukan di 2021.
“Banyak sekali faktor yang akan mempengaruhi, pertama adalah suksesnya vaksinasi, bukan hanya di Indonesia tapi di mitra dagang kita yang terbesar. Kami merasa yakin ekspor non-migas RI bisa tumbuh 6,3 persen ini tentu hal yang ingin kita genjot ke depan,” jelas dia.
Dari total target tersebut, ia menargetkan akan meningkatkan nilai ekspor ke mitra dagang utama, yaitu ke Cina yang ditarget bisa tumbuh 7,86 persen. Khusus proyeksi ekspor non-migas terbesar ke Cina, Lutfi sebelumnya pernah menjelaskan ekspor RI mengalami defisit sebesar $9,4 miliar karena RI hanya mengekspor $29 miliar, sementara impor RI ke Cina mencapai $39 miliar.
Selain Cina, negara lain yang proyeksi untuk ekspornya bisa digenjot yaitu, pengiriman barang non-migas ke Amerika Serikat dengan proyeksi pertubuhan 3,87 persen. Sebelumnya di 2020, ekspor RI ke AS adalah sebesar $18 miliar dan impor Indonesia $7,5 miliar sehingga neraca dagang RI mengalami surplus besar. Lutfi menjelaskan hal ini harus terus dipertahankan.
Ada pula negara lain yang akan digenjot ekspornya, yaitu Jepang naik 2,97 persen. Untuk India targetnya 8,67 persen, Singapura 3,84 persen. Sementara untuk Malaysia, Filipina, Korea Selatan Thailand, dan Vietnam diharapkan bisa tumbuh baik.
"Karena di sini ada produk-produk seperti tembaga, mobil, barang elektronik rumah tangga dan suku cadang kendaraan akan bisa tumbuh dengan sehat. Mudah-mudahan ini bisa tercapai [6,3 persen]" kata dia.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.