REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- PT Vale Indonesia Tbk membangun pabrik pengolahan nikel atau smelter di kawasan pertambangan Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah dalam rangka mewujudkan komitmen investasi sesuai amandemen kontrak karya.
"PT Vale bersama dua mitra kerja yakni Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co dan Shandong Xinhai Technology Co telah menandatangani dokumen perjanjian kerangka kerjasama proyek fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah yang sudah direalisasikan pada Juni lalu," kata Direktur PT Vale Indonesia Tbk Dani Widjaja melalui keterangan tertulisnya di terima di Palu, Senin (8/11).
Ia menjelaskan, kegiatan studi proyek sudah hampir selesai dan saat ini proses perizinan sedang diselesaikan. Secara teknis perusahaan tersebut ingin menambang dengan baik sehingga proyek ini menjadi investasi yang menguntungkan agar nilai imbalan lebih positif untuk para pemegang saham.
Rencananya, fasilitas pengolahan nikel di Sulawesi Tengah terdiri dari delapan lini Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.
Proyek tersebut meliputi kontrak karya PT Vale seluas 16,395 hektare di Blok 2 dan Blok 3 Bahodopi, Kabupaten Morowali terdiri dari dua bagian utama yaitu penambangan dan pembangunan smelter yang akan dilakukan oleh perusahaan patungan dibentuk oleh PT Vale, Tisco dan Xinhai.
"Studi tahap akhir sedang dijalankan untuk memastikan kegiatan penambangan dapat dilakukan dengan aman, layak secara ekonomis dan memastikan ketersediaan pasokan material bijih nikel ke pabrik pengolahan," papar Dani.
Ia menjelaskan, beberapa waktu lalu kedua belah pihak melihat lebih dekat seperti apa area yang ada di bawah tanggungjawab keduanya.
Selain itu, tahapan studi lanjutan juga sedang dijalankan oleh partner dan PT Vale untuk pembangunan pabrik pengolahan nikel beserta fasilitas pendukungnya di Sambalagi, Kabupaten Morowali.
Material bijih dari area penambangan di Bahodopi Blok 2 dan 3 nantinya, akan diangkut menggunakan transportasi laut ke lokasi pabrik di Sambalagi, dan proses pengurusan ijin lingkungan dan ijin-ijin lainnya saat ini sedang dilakukan.
Ia menambahkan, selain pembangunan smelter di Sulawesi Tengah, PT Vale juga membangun pabrik pengolahan biji limonit di Kecamatan Pomala, kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara menggunakan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang akan dioperasikan oleh perusahaan patungan.
"Di kabupaten itu, PT Vale mengelola area Kontrak Karya seluas 20.286 hektare," ujar Dani.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.