Warning Faisal: Jangan Sampai China Keruk 'Harta Karun' RI!
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mendorong hilirisasi di sektor tambang demi meningkatkan nilai tambah. Akan tetapi, Ekonom Senior Faisal Basri menekankan hilirisasi yang digencarkan RI jangan sampai hanya dimanfaatkan oleh China untuk mengeruk 'harta karun' RI.
"Harus dikoreksi, jangan sampai hilirisasi ini berlangsung terus Indonesia sekedar dijadikan tempat oleh China keruk bahan baku dan ekspor kembali ke China," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, dikutip Jumat (22/10/2021).
Dalam mendorong hilirisasi, menurutnya pemerintah mengundang perusahaan-perusahaan dari China datang ke Indonesia untuk mengolah hasil tambang. Tidak peduli meskipun hasil olahannya akan diekspor kembali 100% ke China.
"Ihwal olahannya 100%, kamu jual ke negeri kamu bebas, kami gak masalah," ujarnya.
Lalu demi menarik perusahaan dari China datang, pemerintah memberikan iming-iming berupa sejumlah insentif seperti tax holiday, tax allowance, dan lainnya. Diberikan juga keleluasaan juga menguras sumber daya alam yang ada karena sudah ada perusahaan China yang menguasai tambangnya.
"Kami berikan keleluasaan juga untuk menguras kekayaan alam RI karena perusahaan China sudah kuasai tambangnya, padahal ada aturan pengusaha asing gak boleh kuasai lebih dari 40% saham," tuturnya.
Ketika perusahaan China tidak hanya menguasai smelternya, namun juga tambangnya, maka mereka tidak perlu beli lagi ke penambang Indonesia. Kondisi ini menurut Faisal berbahaya bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.
"Mereka telah menyurat beberapa perusahaan tambang gak beli lagi karena sudah punya tambang sendiri, ini bahaya bagi kesejahteraan rakyat Indonesia, PDB Indonesia, perekonomian," ungkapnya.
Jika smelter dikuasai China dan mereka jadi satu-satunya pembeli hasil tambang RI karena pemerintah melarang impor, maka akan terjadi pembeli tunggal alias monopsoni.
"Semua nikel tidak bisa dijual ke pihak lain kecuali pihak smelter China. Ini karena mereka gak bisa ekspor, gak ada pilihan lain. Kekuatan mereka luar biasa, karena mereka bisa menentukan oh nikel kamu jelek saya pinalti suka-suka mereka," sesalnya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.