Investor Tiongkok Paling Minati Pembangunan Smelter
Liputan6.com, Jakarta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan minat investor menanamkan modal pada pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) cukup tinggi. Ini menjadi bukti bila program hilirisasi mineral pada era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengalami kemajuan.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan, industri hilirisasi yang dibangun saat era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengalami kemajuan pada pemerintahan saat ini.
"Di sektor pertambangan dan turunannya termasuk smelter saya lihat program pemerintah dimulai era Pak SBY dilanjutkan Pak Jokowi," kata dia di Jakarta, Kamis (27/4/2017).
Menurut Thomas, kebijakan hilirisasi mineral yang diwujudkan dengan pembangunan smelter di dalam negeri, paling banyak diminati investor dari Tiongkok. Investor asal Tiongkok membangun smelter disertai dengan infrastruktur lain seperti jalan dan pembangkit listrik.
"Bagian hilirisasi tambang mineral paling maju nikel, terus terang investasi terbesar bidang smelter dari China dan RRT," tutur Thomas.
Investor Tiongkok tersebut mayoritas mengelola nikel di wilayah Maluku. Keberadaan investasi ini bisa mendorong Indonesia menjadi negara urutan ketiga sebagai produsen baja tahan karat ( stainless steel) terbesar dunia.
"Berkat investasi China Indonesia akan menembus top tiga di dunia produsen stainlees steel, jadi ini menunjukan kesuksesan program hilirisasi mineral dari era Pak SBY ke Pak Jokowi," dia menandaskan.