Produksi Nikel Vale Capai 17.224 Metrik Ton
JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk menyatakan produksi nikel matte pada triwulan pertama 2017 mencapai 17.224 metrik ton. Realisasi capaian itu lebih tinggi 2 persen ketimbang tingkat produksi pada periode yang sama tahun lalu.
CEO dan Presiden Direktur Vale Nico Kanter mengatakan produksi pada triwulan pertama tahun lalu sekitar 16.894 metrik ton. “Volume produksi di triwulan pertama tahun ini lebih tinggi 2 persen dibandingkan produksi di triwulan pertama 2016,” kata Nico dalam keterangan tertulis di Jakarta, akhir pekan lalu.
Nico menuturkan produksi pada triwulan tahun ini sebenarnya lebih rendah ketimbang volume produksi di triwulan keempat tahun lalu. Adapun tingkat produksi di 2016 itu mencapai 19.581 metrik ton.
Dia mengakui volume produksinya turun 12 persen jika dibandingkan dengan kondisi pada triwulan keempat tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan aktivitas pemeliharaan yang sudah direncanakan. Namun dia bilang target produksi nikel matte pada tahun ini dapat tercapai. “Kami tetap optimis dapat mencapai target produksi di tahun ini sekitar 80.000 metrik ton,” tegasnya.
Nikel matte mer upakan produk pemurnian dari bijih nikel. Tambang dan fasilitas pemurnian mineral (smelter) Vale berada di daerah Sorowako, Sulawesi Selatan. Vale merupakan pemegang Kontrak Karya (KK) yang kali pertama meneken amendemen kontrak di 2014 silam.
Amendemen kontrak merupakan amanat Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Vale tidak perlu berubah status dari KK menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) lantaran sudah menghasilkan produk mineral pemurnian. Pasalnya perubahan status itu hanya bagi pemegang KK yang ingin mengekspor mineral hasil pengolahan alias konsentrat. (rap)