Bahlil: Industri Hilirisasi Jadi Prioritas di 2022, Permudah Izin Investor Kecil
Pemerintah akan terus menggenjot investasi di tahun ini. Sepanjang tahun lalu, Indonesia mengantongi Rp 901,2 triliun dari dalam dan luar negeri.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan untuk tahun ini, fokus utama dan prioritas investasi di tahun 2022, yaitu di sektor industri hilirisasi produk pertambangan.
"Pertama kita akan tetap mengacu kepada visi besar Presiden Jokowi tentang transformasi, pastinya hilirisasi. Jadi kita fokus ke hilirisasi," kata Bahlil dalam konferensi pers virtual, Kamis (27/1).
Bahlil memaparkan, ada serangkaian proyek hilirisasi yang akan dijalankan selama tahun 2021 ini. Pertama, proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan.
"Kemarin kita groundbreaking (proyek) DME, investasinya Rp 33 triliun dari Amerika Serikat. Di kuartal 1 ini kita akan dorong melakukan hilirisasi metanol, investasinya hampir Rp 40 triliun," papar Bahlil. ADVERTISEMENT Proyek selanjutnya yaitu hilirisasi metanol dari gas yang akan dilakukan di Jawa Tengah. Proyek ini akan dilaksanakan bersama PT Pertamina (Persero) di tahun ini. "Di tahun ini juga sebagian yang sudah kita oke kan membangun industri di Kaltara (Kalimantan Utara), itu jalan. Kaltara akan menjadi pusat pabrik alumina terbesar, kemudian dia akan membangun petrokemikal, yang berorientasi kepada green energy dan green industry," tutur dia.
Selanjutnya, di tahun ini juga akan mulai dilaksanakan proyek bersama perusahaan asal Korea Selatan, LG, untuk prekursor katoda di Batang, Jawa Tengah. Ada juga investasi di bidang ekosistem baterai kendaraan listrik lainnya dari Perusahaan China yaitu CATL juga akan dimulai di tahun ini.
"Freeport tahun ini juga sudah membangun konstruksi untuk smelter di Gresik yang kapasitasnya 1,8 juta untuk copper (emas). Di tahun ini juga kita mulai dorong untuk Foxconn masuk," imbuh Bahlil.
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia sebelum keberangkatan kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Utara.
Bahlil mengatakan, walaupun sektor hilirisasi ini diprioritaskan, namun sektor-sektor investasi lain juga tidak akan dilupakan, baik itu sektor dengan investasi besar, maupun sektor yang kecil-kecil.
"Investor jangan hanya yang gede-gede, yang kecil-kecil juga kita akan bantu untuk perizinan, ada masalah apa di lapangan dan lain-lain, dan kita kolaborasikan dengan investor gede," imbuh Bahlil.
"Kuncinya, kaitannya dengan topik G20, kita akan masuk ke green energy, green industry, dan blue economy. Lingkungan harus menjadi bagian dari solusi membangun investasi yang berkelanjutan," ujarnya.
Dalam realisasi investasi selama tahun 2021, Bahlil melaporkan industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya menempati posisi pertama dengan sektor investasi terbesar dengan realisasi Rp 117,5 triliun atau menyumbang 13 persen dari total investasi.
"Dulunya di tahun 2020, (sektor) transportasi, gudang, dan telekomunikasi nomor pertama, sekarang sudah berubah. Artinya, investasi sudah mendorong ke industri hilirisasi untuk menciptakan nilai tambah dalam rangka mengantisipasi terjadinya industrialisasi, memang kita dorong di sektor manufaktur," jelas Bahlil.