Harga Tembaga Naik Nih! Jangan Senang Dulu, Bisa Turun...
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia rebound pada perdagangan awal pekan setelah menyentuh level terendah dalam tiga minggu. Namun, tekanan masih datang setelah rilis data manufaktur China.
Pada Senin (31/1/2022) pukul 10:56 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.529/ton, menguat 0,23% dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu.
Aktivitas manufaktur China melambat pada bulan Januari dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini karena langkah pengetatan dalam upaya meredam penyebaran Covid-19.
Indeks manufaktur PMI yang disurvei oleh Badan Statistik Nasional China (NBS) tercatat 50,1 pada Januari. Angka tersebut turun dari bulan Desember sebesar 50,3.
Secara terpisah, survei yang dilakukan oleh majalah bisnis Caixin mencatat PMI Manufaktur China sebesar 49,1 pada bulan Januari, turun 50,9 pada bulan Desember. Ini berarti aktivitas manufaktur China masuk ke zona kontraksi.
Ekonomi China pun diperkirakan melambat tahun 2022. IMF menurunkan proyeksi China sebesar 0,8 bps menjadi 4,8% pada tahun 2022 setelah pertumbuhan 8,1% pada tahun 2021.
Melambatnya aktifitas manufaktur serta pertumbuhan ekonomi dari China berpotensi melemahkan permintaan tembaga dunia. Ketika permintaan tembaga turun, maka harga akan mengikuti.
China sendiri adalah konsumen tembaga terbesar di dunia. Konsumsi tembaga negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu sebesar 54% konsumsi dunia. Sehingga China memiliki pengaruh terhadap gerak harga tembaga dunia.