Pak Jokowi, Butuh 10 GW Kejar Bauran EBT di 2025, Sanggup?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sampai pada awal tahun 2022 ini, bauran energi baru terbarukan (EBT) baru mencapai 11,5% dari target 23% sampai tahun 2025. Itu artinya masih terdapat 11,5% lagi untuk mengejar target tersebut.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana menyampaikan, masih terdapat selisih 11,5% lagi harus tercapai dalam empat tahun mendatang.
Selama masa tersebut, PLN maupun swasta akan bekerja keras mencapai 10 Giga Watt (GW) hingga 2025. Selanjutnya, dalam jangka lima tahun atau 2030 ditargetkan bauran EBT mencapai 20,9 GW. Angka ini sesuai dengan rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL) PLN 2021 - 2030.
Pencapaian target tersebut mengantisipasi meningkatnya konsumsi listrik di masa mendatang. Dadan meyakini konsumsi listrik Indonesia perlahan akan mengalami lonjakan menyusul negara lain di Asia Tenggara.
"Bicara konsumsi listrik masih rendah angka di bawah dari apa yang kita lihat di negara tetangga Malaysia misalnya tiga kali lipat dari kita. Ini adalah satu potensi ke depan, Indonesia masih akan tumbuh lebih cepat dan diperlukan listrik lebih banyak. Oversuplay dari PLN ini sifatnya sementara saya melihatnya, PLN pun saya kira melihat demikian kita akan lewati waktu-waktu tersebut dan bertahap bagaimana EBTnya bisa bertambah," ungkap Dadan.
Menurut dia salah satu fokus pemerintah dalam isu bauran energi adalah pemanfaatan potensi energi terbarukan sehingga bisa menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca. Keterlibatan swasta mendukung PLN juga dinilai penting sebagai bagian dari pencapaian target bauran EBT. Pada tahun 2021, pemerintah berhasil menambah 600 MW kapasitas pembangkit EBT. Sedangkan tahun 2022 akan ada sekitar 700 MW untuk masuk ke sistem PLN.
Untuk itu, fokus pemanfaatan EBT diupayakan demi menekan emisi Gas Rumah Kaca.
"Yang dicari adalah bagaimana turunkan GRK. Pencapaian hal ini mengenai sifat dari energi sama-sama tahu bahwa upayanya adalah dorong pemanfatan energi bersih. Dari sisi potensi, Presiden sampaikan degan jelas dalam beberapa sambutan ada potensi energi besar pemanfaatan masih bertahap, dengan persentase hitungan final bauran energi primer 11,7% di 2021, tahun 2025 23% masih separuhnya menuju ke sana. harus kejar ketertinggalan," terangnya.
Saat ini, Kementerian ESDM dan PLN terus mengawal pelaksanaan (COD) Pembangkit EBT agar berjalan sesuai dengan target. Yang terang, Dadan memastikan target tersebut telah dimonitor.
"Kami bersama dengan PLN memastikan bahwa titik-titik COD masih sesuai. Kami punya tim bersama untuk memantau ini," tandasnya.