TINS mengalokasikan sisa belanja modal akhir tahun ini untuk menyelesaikan smelter
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) akan mengalokasikan sisa belanja modal akhir tahun ini untuk menyelesaikan pembangunan smelter timah. Tahun ini, TINS mengalokasikan capex sekitar Rp 1,9 triliun, yang berasal dari kas internal dan penggunaan long term financing.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS Wibisono mengatakan, hingga kuartal III-2021 perusahaan baru menyerap capital expenditure (capex) sekitar Rp 500 miliar. "Capex kuartal IV akan difokuskan untuk smelter ausmelt. Anggarannya mencapai Rp 1,2 triliun," ujarnya di Jakarta, Kamis (11/11). Smelter tersebut ditargetkan rampung pada tahun depan.
Sekretaris Perusahaan TINS Abdullah Umar meyakini, hingga tutup ini, harga timah akan bertahan di US$ 30.000 per ton. Dengan proyeksi tersebut, capex TINS tahun depan diprediksi tak jauh berbeda dari anggaran tahun ini. TINS berencana menambah dua kapal hisap untuk menggenjot produksi.
Baca Juga: Harga timah bullish, Timah (TINS) bukukan laba Rp 612,04 miliar hingga kuartal III
Hingga September 2021, TINS baru mencatatkan realisasi produksi 59,76% atau 17.929 ton. Tapi, manajemen TINS masih percaya diri dapat mencapai target volume produksi 30.000 ton.
Abdullah menjelaskan, selama sembilan bulan ini, perusahaan ini mengalami dua kendala dalam produksi. Di antaranya, pandemi Covid-19 yang menghambat mobilitas mitra. "Lalu juga masih ada masalah klasik, yaitu penambangan ilegal," ujar Abdullah.
TINS Chart by TradingView
Realisasi produksi bijih timah emiten ini mencapai 17.929 ton di akhir September. Sebanyak 56% berasal dari penambangan di laut dan 44% dari darat. "Kami proyeksikan sebesar 24.000 ton hingga tutup tahun, dan masih terus mengupayakan bisa mencapai target," imbuh Abdullah.
Baca Juga: Kinerja di atas ekspektasi, Panin Sekuritas rekomendasikan beli saham AALI
Kendati produksi turun, hingga kuartal III-2021 TINS berhasil membalikkan rugi menjadi laba bersih sebesar Rp 612,04 miliar. Pendorong utamanya adalah kenaikan harga timah dunia dan efisiensi biaya operasional. Padahal, pendapatan TINS hingga September 2021 turun 18,77% menjadi Rp 9,69 triliun.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, pergerakan saham TINS sedang berada pada awal fase uptrend. Ini terlihat dari stochastic dan MACD yang menguat. Menurut dia, support TINS berada di level Rp 1.525 dan resistance di Rp 1.765.