Antam Raih Rekomendasi Ekspor Nikel dan Bauksit 3,55 Juta Ton
JAKARTA – PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), badan usaha milik negara di sektor pertambangan mendapatkan rekomendasi ekspor mineral nikel kadar rendah dan bauksit sebesar 3,55 juta ton untuk periode satu tahun dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Antam mendapat volume ekspor nikel 2,7 juta ton dan bauksit 850 ribu ton,” kata Bambang Gatot Ariyono, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM di Jakarta, Senin (3/4).
Antam sebelumnya mengajukan izin ekspor nikel berkadar rendah di bawah 1,7% kepada Kementerian ESDM sebanyak enam juta ton per tahun. Permohonan ekspor nikel kadar rendah dihitung berdasarkan kapasitas smelter yang dimiliki Antam.
Beleid ekspor nikel dengan kadar di bawah 1,7% ini dimuat di dalam pasal 4 Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 6 Tahun 2017. Peraturan ini merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah PP (PP) Nomor 1 Tahun 2017 Atas Perubahan Keempat PP Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.
Tedy Badrujaman, Direktur Utama Antam, sebelumnya mengatakan banyak negara yang berminat untuk menyerap ekspor nikel kadar rendah Antam. Pembeli potensial berasal dari China, Jepang, dan sejumlah negara di Eropa.(RA)
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.