HARGA NIKEL 2 JUNI: Pemulihan Global Diprediksi Stagnan, Nikel Lanjut Melemah
Harga nikel untuk kontrak September 2016 di Shanghai Futures Exchange ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (2/6/2016) menyusul peringatan OECD akan potensi mandeknya pemulihan global tahun ini.
Harga nikel ditutup melemah sebesar 0,28% atau 190 poin ke level 67.460 yuan/metrik ton, setelah dibuka dengan pelemahan sebesar 0,98% atau 660 poin ke level 66.990 yuan/metrik ton.
Pada perdagangan kemarin, Rabu (1/6/2016), harga nikel juga ditutup dengan pelemahan sebesar 0,25% atau 170 poin ke 67.650 yuan/metrik ton meski mengalami penguatan pada pembukaan perdagangan.
Seperti dilansir Blooomberg, pergerakan harga tambang melemah setelah indeks manufaktur China berkontraksi dan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) menyatakan bahwa perekonomian dunia tergelincir ke perangkap pertumbuhan yang rendah. Manufaktur pada 19 negara zona Eropa hampir tidak menunjukkan pertumbuhan bulan lalu.
“Logam dasar mengalami pelemahan yang lebar hari ini di tengah data ekonomi yang kurang memuaskan dari China dan Uni Eropa,” kata Michael Turek, head of base metals BGC Partners Inc. di New York. “(Data manufaktur) sepertinya konsisten dengan prediksi ekonomi yang rendah dari OECD.”
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.