Holding BUMN Energi Tak Libatkan BUMN Sektor Tambang dan Kelistrikan
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno berencana membentuk holding BUMN energi. Namun holding ini hanya mencakup BUMN yang bergerak di sektor industri minyak dan gas (migas) saja.
Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) menilai rencana holding BUMN Enegi tak akan maksimal bekerja. Karena sektor pertambangan, kelistrikan, dan Energi Baru Terbarukan (EBT) tidak dimasukan ke dalamnya.
"Padahal persoalan energi ini tidak hanya mencakup sektor migas saja, tapi juga minerba, listrik, dan energi baru terbarukan," ujar Ketua Departemen Ristek Energi dan Sumberdaya Mineral, Majelis Nasional KAHMI, Lukman Malanuang, seperti dilaporkan Tribunnews.com.
Menurut Lukman, Rini Soemarno terkesan terburu-buru dalam membentuk holding BUMN energi tersebut. Melalui Tim Reformasi Tata Kelola Energi, Lukman ingin memberikan rekomendasi rencana jangka panjang agar sektor energi bisa maju berkembang. Lukman menambahkan bahwa Holding Energi harus memiliki payung hukum yang kuat dan jelas. Untuk ke depannya, Lukman berharap sektor pertambangan, EBT, dan kelistrikan juga bisa masuk ke dalam holding BUMN.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.