JAKARTA. Holding energi akan membawa keuntungan bagi PT Perusahaan Gas Negara (PGN). Di antaranya, akan mendapat akses langsung ke sumber gas yang dimiliki PT Pertamina (Persero).
Demikian disampaikan pakar bidang ketahanan energi dan pengajar geoekonomi pada Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Dirgo D. Purbo.
“PGN sebagai perusahaan yang posisinya sebagai distributor gas akan mendapatkan akses langsung dengan sumber energi dan ini tentu memberikan suatu advantage, dan akan memberikan dampak positif dalam hal biaya operasional,” kata Dirgo, akhir pekan lalu.
Holding energi tidak hanya memberikan keuntungan bagi PGN, perusahaan publik yang 57% sahamnya dimiliki negara. Selain itu, holding juga akan menjadikan operasional Pertamina dan PGN menjadi lebih efektif dan efisien. Hal ini akan berdampak positif terhadap biaya operasional, yang akan berkurang secara korporat.
Dengan demikian, biaya operasional akan jauh lebih murah. Besarnya biaya yang terpangkas dengan adanya integrasi operasional antara Pertamina dan PGN tersebut, lanjut Dirgo, bisa mencapai 30%.
Menurut Dirgo, peningkatan efektivitas dan efisiensi terjadi, karena Pertamina dan PGN memiliki aset operasional yang sama. Sebut saja fasilitas operasi, perlengkapan, hingga sistem kontrol. Penggabungan aset operasional tersebut akan mengurangi faktor gangguan pasokan dari sumber energi, dalam hal ini Pertamina di hulu dan PGN di hilir, yang dioperasikan dalam satu manajemen.
Tak kalah penting, penggabungan PGN ke Pertamina juga akan memberikan dampak positif terhadap ketahanan energi nasional. Pasalnya, lanjut Dirgo, karena holding bisa memperkuat sektor minyak dan gas nasional.
"Langkah strategis inilah yang memperkuat posisi industri migas secara vertikal. Integrasi merupakan kekuatan fundamental dari industri migas," katanya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.