Pertumbuhan Industri Nasional Ditopang Laju Investasi
JAKARTA - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan industri nasional salah satunya ditopang oleh laju investasi di dalam negeri yang semakin meningkat.
“Yang terpenting saat ini adalah iklim bisnis di Tanah Air tetap kondusif. Apalagi pemerintah telah mengeluarkan berbagai paket kebijakan ekonomi. Beberapa sektor seperti industri automotif, tekstil, dan olahan susu telah merealisasikan investasinya,” ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (6/5/2017).
Airlangga menegaskan, pemerintah menargetkan realisasi penanaman modal di dalam negeri mampu menopang pertumbuhan ekonomi tahun 2017. Diharapkan, separuh investasi berasal dari kontribusi sektor industri.
Sementara itu, merujuk data BKPM, nilai investasi PMDN sektor industri pada kuartal I 2017 sebesar Rp27,21 triliun atau tumbuh sebesar 6,88% dibanding periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp25,45 triliun.
Investasi sektor industri memberikan kontribusi sebesar 39,57% dari total investasi PMDN kuartal I 2017 sebesar Rp68,76 triliun.
Sedangkan, nilai investasi PMA sektor industri kuartal I 2017 mencapai USD3,23 miliar. Investasi PMA sektor industri ini memberikan kontribusi sebesar 44,31% dari total investasi PMA kuartal I 2017 sebesar USD7,29 miliar.
Guna menarik investasi sektor industri di Indonesia, Airlangga mengungkapkan, pemerintah terus memberikan kemudahan bagi pelaku usaha dalam perizinan investasi, pembangunan infrastruktur, pengembangan kawasan industri serta pemberian insentif fiskal berupa tax allowance dan tax holiday.
Beberapa kawasan industri di Tanah Air telah siap diisi oleh investor dan didukung dengan fasilitas penunjang, seperti pelabuhan dan infrastruktur lainnya. Misalnya, Kawasan Industri Sei Mangkei, Sumatra Utara yang difokuskan pada pengembangan oleokimia.
Kawasan Industri Dumai, Riau dan Kawasan Industri Berau, Kalimantan Timur yang akan dibangun menjadi Palm Oil Green Economic Zone (POGEZ), serta Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah dan Kawasan Industri Konawe, Sulawesi Tenggara yang menjadi pusat pengembangan industri smelter berbasis nikel.
“Dalam tiga tahun ke depan, kami juga mendorong percepatan pembangunan kawasan industri di Tanjung Buton, Tanah Kuning, Gresik, Kendal, dan Serang,” kata Airlangga. Hingga saat ini, sebanyak 73 kawasan industri telah beroperasi di seluruh Indonesia.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.