Sekprov Bilang Sulit Bahan Baku, Taufik: Kami Fokus Finalisasi Smelter
MAKASSAR - Sekprov Sulsel, Abdul Latif belum sepenuhnya belum yakin bila industri smelter di Bantaeng bakal beroperasi dan melakukan aktivitas produksi. Tetapi menurutnya, sesuai informasi yang diterima, sejauh ini setidaknya sudah ada perkembangan dan tanda-tanda industri dalam proses menuju tahap produksi.
Hanya saja yang menjadi kendala, kata Latif, untuk berproduksi, industri smelter Bantaeng ini cukup kesulitan lantaran kendala utamanya pada masalah bahan bakunya.
Direktu Kawasan Industri Bantaeng (KIBA), Taufik Fachruddin mengatakan, pihaknya tak terlalu pusing bila industri di Bantaeng kesulitan bahan baku. "Bila dikatakan kesulitan bahan baku, April lalu, Bupati Bantaeng dan Bupati Morowali melalukan kerjasama G to G. Kedua bela pihak sudah menandatangani MoU. Morowali menyanggupi untuk membantu Bantaeng siapkan bahan baku smelter. Jadi saya pikir bahan baku bukan lagi masalah," katanya, Rabu (8/6/16).
Menurut Taufik, pembangunan industri smelter di Bantaeng masih terus berjalan. Artinya kini dalam tahap penyelesaian. Pihaknya saat ini tengah melakukan finalisasi pemasangan alat-alat kelengkapan pabrik. Bahkan mengklaim bila proses pabrikasi dan pembuatan pabrik sudah hampir tidak ada masalah. "Kami terus bekerja saja. Persiapkan segalanya. Bila ada komentar bahwa smelter di Bantaeng tak akan beroperasi, yaa biarkan saja, itu kan hak mereka. Kita juga nggak boleh halangi. Mereka kan hanya tidak melihat proses pengerjaan. Bila waktunya tiba, Insya Allah kami akan mengundang pemprov untuk melihat langsung pembangunan smelter," kata Taufik.
Menurutnya, pembangunan smelter diprediksi rampung pada bulan Agustus mendatang, progres ditaksir sudah 100%. "Bila Statement mengenai bahan baku, saat ini Pemda Bantaeng sudah ada kerjasama dengan Pemda Morowali. April lalu sudah adan penandatangan MoU G to G, kerjasama antara Bupati Bantaeng dan Bupati Morowali. Jadi secara otomatis ketersedian bahan baku bukan jadi masalah. Bila pemprov bilang bahan baku yang susah, ada betulnya juga, karena belum melihat langsung," katanya.
Dia menambahkan, sesuai informasi diterimanya, Kementerian Perindustrian, Badan Koordinasi Penanaman Modan Daerah (BKPMD) Pusat, Sekretaris Kabinet, dan Presiden Jokowi akan hadir saat peresmian smelter mendatang. "Depuri dari Kementerian Perindustrian dan Sekkab menanyakan kesiapan peresmian smelter bantaeng. Kami menangkap bahwa Presiden akam hadiri peresmian smelter. Insya Allah tahun ini paling lambat diresmikan bulan Oktober," katanya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.