Industri Smelter di Kabupaten Bantaeng hingga saat ini belum juga bisa beroperasi. Sejak mengantongi izin prinsip, industri tersebut baru dalam tahap penyelesaian masalah teknis operasional.
Menurut Sekprov Sulsel, Abdul Latif, pihaknya belum bisa memastikan kapan industri smelter tersebut bisa berjalan dan melakukan aktivitas produksi. Tetapi menurutnya, sesuai informasi yang diterima, sejauh ini setidaknya sudah ada perkembangan dan tanda-tanda industri dalam proses menuju tahap produksi.
Latif menambahkan, sebenarnya untuk berproduksi, industri smelter Bantaeng ini cukup kesulitan lantaran kendala utamanya pada masalah bahan bakunya. "Masalah bahan baku tentu akan menjadi kendala utama. Jadi tidak mudah memang, karena itu tentu butuh bahan baku tetap untuk beroperasi," kata Latif, kemarin.
Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanamam Modal Daerah (BKPMD) Sulsel, AM Yamin, mengatakan, pabrik smelter di Bantaeng sejauh ini sudah berjalan. "Minimal progresnya sudah ada aktivitas, meski pun saat ini baru tahap pemasangan mesin serta komponen industri lainnya," katanya.
Menurutnya, masalah pembangunan pabrik smelter sebenarnya memang bukan pekerjaan yang mudah. Begitu ada investor langsung jadi, ini butuh proses dan sekarang sudah mulai kelihatan.
Khusus masalah keuntungan Bantaeng yang masuk kawasan industri yang mendapat fasilitas Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK), dinilai akan menjadi daya tarik bagi investor untuk masuk berinvestasi.
"Kalau sejauh ini sudah banyak yang menyatakan ketertarikan. Hanya memang masih sebatas penjajakan, belum kearah serius," katanya.
Sebelumnya, Bidang Pengendalian dan Pengawasan Investasi BKPMD Sulsel, Indiani Ismu mengatakan hal yang sama. Sejauh ini, progres industri smelter di Bantaeng sudah mulai beraktivitas, kendati pun baru sebatas sejumlah pemasangan alat operasional.
"Kalau untuk produksinya saya belum tahu pasti, tetapi kita tentu berharap bisa secepatnya. Yang jelas sekarang itu, kami sudah melihat disana sudah ada aktivitas," katanya.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.