Harga Nikel Melandai Setelah Cetak Rekor Tertinggi
Jakarta, CNBC Indonesia. Harga nikel terpantau melemah pada siang hari ini karena aksi ambil untung investor. Sebelumnya, harga nikel mencapai titik tertinggi sejak satu dekade yang lalu.
Pada Selasa (13/1/2021) pukul 13.15 WIB harga nikel dunia tercatat US$ 21.855/ton, ambles 0,95% dibandingkan posisi kemarin.
Harga nikel mencapai level tertinggi sejak 7 Februari 2012 di US$ 21.714/ton karena berkurangnya persediaan global yang menunjukkan permintaan yang solid. Permintaan nikel untuk kendaraan listrik di China meningkat sehingga berdampak pada persediaan nikel yang semakin berkurang.
"Stok nikel di gudang LME sedang ditarik karena dapat digunakan untuk membuat nikel sulfat untuk baterai yang digunakan pada kendaraan listrik," kata analis ING Wenyu Yao.
Baca: Harga Nikel Tembus Rekor! Indonesia Bakal Jadi 'Raja' Nih...
Pembuat mobil global seperti Volkswagen, General Motors, Toyota Motor Corp, dan Tesla Inc sedang meningkatkan produksi kendaraan listrik di China. China sebagai pasar mobil terbesar di dunia, telah menetapkan target untuk mobil listrik, termasuk hibrida plug-in dan kendaraan sel bahan bakar hidrogen, menghasilkan 20% dari penjualan mobil pada tahun 2025.
Persediaan nikel di gudang bursa logam London (LME) turun di bawah level 100.000 ton. Pada 10 Januari 2021 persediaan tercatat 99.462 ton. Jumlah ini turun 62,36% ptp dari persediaan tertinggi tahun lalu.
Sedangkan stok nikel di gudang Shanghai Futures Exchange (ShFE), konsumen nikel terbesar di dunia, mendekati rekor terendah di 4.859 ton. Jumlah ini turun dari sekitar 16.000 ton dari tahun lalu.
Baca: Punya Nikel Banyak, Tapi RI Masih Impor Jarum Suntik
Indonesia patut bersyukur karena dilimpahi sejumlah sumber daya energi dan tambang, termasuk nikel. Bahkan, 'harta karun' nikel Indonesia merupakan terbesar dibandingkan negara lainnya. Indonesia memiliki cadangan nikel sebesar 72 juta ton Ni (nikel).
Jumlah cadangan tersebut merupakan 52% dari total cadangan nikel dunia yang mencapai 139.419.000 ton Ni. Data tersebut berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 2020 dalambookletbertajuk "Peluang Investasi Nikel Indonesia" yang merupakan hasil olahan data dari USGS Januari 2020 dan Badan Geologi 2019.
Para penambang Indonesia diminta untuk meningkatkan kapasitas smelter untuk mengekspor nikel olahan karena larangan ekspor bijih nikel. Beberapa perusahaan produsen pun sudah diatur untuk meningkatkan produksi selama dua tahun ke depan.
Contohnya PT Antam Tbk yang hampir menyelesaikan smelter feronikel Haltim dengan kapasitas 13.500 ton per tahun. Dengan ekspansi smelter, Fitch memperkirakan neraca produksi nikel olahan Indonesia akan surplus 568.000 ton pada tahun 2030.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.