Jakarta - Produsen lembaran aluminium PT Aluminium Light Metal Industry Tbk. (ALMI) berencana mencari peluang kolaborasi dengan perusahaan asing untuk menggenjot kinerja penjualan di tengah ketatnya persaingan usaha.
Direktur Utama ALMI Alim Markus mengatakan bahwa penjualan 2015 masih stagnan alias capaiannya sama seperti 2014. Kondisi tersebut disebabkan oleh persaingan global dan tekanan terhadap pasar, terutama serbuan produk impor dari Cina yang bisa menekan harga jual di pasar internasional.
"Di tengah situasi ekonomi yang menantang ini, kami akan melakukan konsolidasi operasional, termasuk perbaikan kualitas kerja, efisiensi produksi dan biaya, juga perbaikan sistem pemasaran, serta membuka diri untuk berkolaborasi dengan pemain global," jelasnya dalam Paparan Publik ALMI, Rabu (29 Juni 2016).
Langkah kolaborasi tersebut, kata Alim, dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing dan jaringan distribusi di dunia.
Berdasarkan data kinerja perseroan, penjualan MAMI pada 2015 tercatat mencapai Rp3,3 triliun atau dengan volume 98.552 ton atau sama seperti penjualan pada 2014. Pada 2016, perseroan telah mencatatkan penjualan pada kuartal I yakni Rp501 miliar atau 15.639 MT, dengan laba berjalan minus Rp27,5 miliar.
Kenaikan volume penjualan produk aluminium sheet terjadi di pasar ekspor, sedangkan penjualan aluminium foil terjadi di pasar ekspor. Dari total capaian penjualan 2015, pasar ekspor telah berkontribusi 74% terutama dari pangsa pasar Amerika Serikat. Adapun 26% penjualan dikontribusi oleh pasar domestik.
"Pasar aluminium domestik sampai saat ini memang belum optimal, untuk itu kami akan upayakan diversifikasi pasar," imbuh bos Maspion itu.
Meski mengalami tantangan berat, lanjut Alim Markus, pada kuartal II tahun ini terjadi peningkatan order yang cukup besar dibandingan order pada kuartal I. Diharapkan pada semester II nanti kondisi ekonomi semakin membaik dan harga aluminium dunia juga mulai stabil setelah terjadi penurunan harga yang berkepanjangan.
"Kami optimistis kinerja tahun ini bisa lebih baik dari tahun lalu karena terlihat dari peningkatan order di kuartal II, juga mulai stabilnya harga aluminium dunia," imbuhnya.
ALMI sendiri saat ini memiliki lini produk aluminium sheet dengan kapasitas produksi 144.000 ton dan aluminium foil dengan kapasitas produksi 18.000 ton. Selama ini pasar utamanya ke Amerika Serikat.
PT PLN (Persero) siap memasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Megawatt (MW) selama 30 tahun ke depan.
PT PLN (Persero) berkomitmen akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt (MW) ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel atau smelter milik PT Aneka Tambang (Antam) di Halmahera Timur, Maluku Utara.
PT PLN (Persero) akan menjadi pemasok listrik untuk mendukung operasional pabrik pengolahan dan pemurnian atau (smelter) feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.